Kisah SilverQueen, Cokelat yang Sempat Jadi Camilan Resmi KAA Bandung 1955

- 14 Februari 2022, 19:56 WIB
SilverQueen terus berinovasi dari zaman ke zaman/instagram: silverqueenid
SilverQueen terus berinovasi dari zaman ke zaman/instagram: silverqueenid /

ZONABANTEN.com – SilverQueen menjadi salah satu merk cokelat yang paling mudah dikenali di pasaran.

Ciri khas SilverQueen tampak menonjol pada tampilan varian rasa original-nya yang begitu umum beredar.

Tampilan bungkus cokelat bertuliskan “SilverQueen” berwarna merah di antara tumpukan kacang mede membuatnya tampak mencolok di antara deretan cokelat lainnya.

Wajar SilverQueen sering menjadi pilihan konsumen dari masa ke masa karena rasa dan kualitasnya tidak pernah berubah. Harganya pun juga pas di kantong.

Baca Juga: Hari Valentine Disebut Hari Zina Internasional, Menurut Ustadz Abdul Somad, Video Ceramahnya Kembali Heboh

SilverQueen selain dikonsumsi langsung, sekarang cokelat tersebut juga dijadikan topping cemilan atau minuman seperti martabak, brownies, hingga minuman boba kekinian.

Banyak yang menyangka SilverQueen berasal dari luar negeri karena nama produknya yang cenderung kebarat-baratan.

Padahal, SilverQueen yang selama ini kita jadikan cemilan dalam keseharian kita tersebut diproduksi pertama kali di Garut, Jawa Barat tahun 1950-an.

Lalu, bagaimana sih perjalanan SilverQueen hingga bisa se-famous sekarang?

Baca Juga: Masih Memburuk, Ilustrasi Peta Tunjukan Tentara Rusia Milik Vladimir Putin Mengepung Perbatasan Ukraina

1. Dulunya Milik Orang Belanda

Perjalanan SilverQueen berawal dari kisah seorang Belanda yang hendak kabur ketika Jepang menjajah Indonesia tahun 1942.

Sebelum kabur, orang Belanda ini memutuskan untuk menjual pabrik cokelatnya dengan harga murah.

Peluang tersebut dilirik oleh pria asal Burma bernama Ming Chee Chuang yang menetap di Bandung pada zaman kolonial.

Dibelinya perusahaan yang semula bernama NV Ceres tersebut, lalu selanjutnya berganti nama menjadi PT Perusahaan Industri Ceres.

Baca Juga: 2 Tahun Menjomblo Sebelum Jadian dengan Mahalini, Sule Bersyukur Putranya Masih Normal

2. Menjawab Tantangan Dengan Inovasi Brilian

Banyak tantangan yang sempat dihadapi Ming Chee Chuang untuk memproduksi SilverQueen ini.

Baginya tidaklah mudah untuk memproduksi cokelat di negara tropis, belum lagi teknologi produksi yang belum canggih saat itu.

Ditambah dengan berlakunya kebijakan Program Benteng tahun 1950, membuat kondisinya semakin tertekan.

Kebijakan itu bertujuan untuk membina kelas pengusaha Pribumi – non Tionghoa, sehingga perekonomian yang sempat dikuasai Belanda saat itu dapat diambil alih kembali oleh Indonesia.

Baca Juga: FNC Entertianment Umumkan Tanggal Wajib Militer Youngbin SF9

Akibatnya, perusahaan Ming Chee Chuang tidak mendapatkan fasilitas khusus seperti yang dimiliki pengusaha pribumi.

Tidak kehilangan akal, Ming Chee Chuang akhirnya mencampurkan kacang mede ke dalam adonan cokelat sehingga cokelat yang dihasilkan menjadi lebih padat dan kokoh.

Hal inilah yang menjadi cikal bakal cokelat SilverQueen yang begitu terkenal hingga saat ini.

Padahal sebetulnya, cokelat SilverQueen hanya dihasilkan dari bahan sederhana.

Tetapi, berkat kecermatan dan keahlian Ming Chee Chuang dalam memainkan temperatur alat pemanas cokelat, cokelat buatannya menjadi kesukaan banyak orang, termasuk Ir.Soekarno.

Baca Juga: Mengenal Lupercalia, Festival Pagan Berdarah yang Jadi Hari Cinta Valentine

3. Menjadi Cokelat Kesukaan Ir.Soekarno

Cokelat SilverQueen pun menjadi terkenal karena rasanya yang sangat enak.

Hingga suatu hari, Ming Chee Chuang kebanjiran pesanan cokelat yang nantinya dihidangkan pada acara Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Karena hal ini, pabrik Ming Chee Chuang yang semula berlokasi di Garut, akhirnya dipindahkan olehnya ke Bandung.

Nama SilverQueen juga makin terkenal karena Ir.Soekarno sangat menyukai cokelat ini. Bahkan beliau tidak ingin memakan cokelat selain cokelat buatan Ming Chee Chuang.

Baca Juga: Ada Peserta Bansos PBI dan BPJS Non PBI, Simak Perbedaan Manfaatnya! 

4. SilverQueen Go International

Seiring perkembangannya, SilverQueen akhirnya makin dikenal oleh dunia. Perusahaan Ming Chee Chuang akhirnya diwariskan kepada anak-anaknya, John Chuang dan Joseph Chuang.

Mereka berdua mendirikan PT. Petra Food pada 1984. Di bawah perusahaan ini, SilverQueen semakin dikenal oleh negeri jiran dalam perkembangannya.

Perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan Singapura, Thailand, Filipina, dan Jepang.

Bersama PT.Perusahaan Industri Ceres, Petra Food kemudian menyiarkan produk dengan merk andalan lainnya, seperti Delfi, Ritz, Chunky Bar, Top, hingga meises Ceres.

SilverQueen juga rajin melakukan inovasi dari segi rasa, seperti Cashew Green Tea, Very Berry Yoghurt, dan Orange Peel.

Baca Juga: Inilah 5 Beauty Standard di Korea Berhasil Dipatahkan oleh Idol K-Pop, Semuanya Bisa Berhasil dan Sukses

5. Menyabet Banyak Penghargaan

Berkat konsistensi kualitas yang dimiliki SilverQueen, merk cokelat ini memperoleh banyak penghargaan.

SilverQueen menyabet penghargaan Top Brand For Teens Index sebanyak 6 kali berturut-turut, yaitu pada tahun 2015 hingga 2020.

Penghargaan ini diperoleh berdasarkan hasil survei terhadap 2.500 responden yang terdiri dari 1.500 responden usia ibu dan anak, serta 1.000 responden usia remaja.

Nah, apakah kamu termasuk penggemar cokelat SilverQueen juga?***

Artikel ini sebelumnya sudah pernah tayang di Jurnal Garut dengan judul "5 Fakta Silver Queen, Coklat Asli Indonesia yang Berawal di Garut."

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Jurnal Garut


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah