Apakah Vaksin Johnson & Johnson Aman? Begini Penjelasan Dokter Adam Prabata

- 13 September 2021, 10:16 WIB
pixabay/Adrià Crehuet Cano
pixabay/Adrià Crehuet Cano /

ZONABANTEN.com - Sebanyak 500 ribu dosis vaksin Johnson & Johnson dari Belanda pertama kali tiba di Indonesia pada 11 September 2021.

Kedatangan vaksin Johnson & Johnson tentunya menimbulkan banyak pertanyaan, seperti keamanan dan efektivitas kinerja vaksin.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut penjelasan Dokter Adam Prabata mengenai keamanan dan efektivitas vaksin Johnson & Johnson.

Baca Juga: Minggu Ini China Akan Tunjukkan Data Kerugian Ekonomi Akibat COVID-19

Apa itu vaksin Johnson & Johnson?

Vaksin Johnson & Johnson merupakan salah satu vaksin vektor Adenovirus, yang berarti dalam pembuatannya memanfaatkan virus lain.

Adenovirus disini adalah virus yang menyebabkan batuk, pilek, atau gejala seperti flu.

Pada postingan laman Instagramnya, Dokter Adam Prabata menjelaskan secara singkat alur pembuatan vaksin Johnson & Johnson.

Vaksin Johnson & Johnson terbuat dari integrasi DNA SARS-CoV-2 menjadi vektor Adenovirus.

DNA yang dipakai berasal dari RNA spike protein yang berguna sebagai pengikat virus pada sel inangnya.

Maka dari itu, penyuntikan vaksin bisa terjadi jika DNA Adenovirus tersebut telah termodifikasi.

Baca Juga: UPDATE Kasus Corona Global Hari Ini 13 September 2021: Rusia Catat Kematian Baru Tertinggi, Indonesia Menurun

Pemberian vaksin Johnson & Johnson dilakukan dalam dosis tunggal atau yang berarti 1 kali suntik.

Vaksin Johnson & Johnson diberikan dengan metode Intramuscular atau penyuntikan pada otot, dengan dosis 0,5 ml.

Selain gambaran umum, Dokter Adam Prabata juga membagikan informasi mengenai efikasi (tingkat kemanjuran), efektivitas, dan keamanan vaksin Johnson & Johnson.

Vaksin Johnson & Johnson yang juga disebut vaksin Janssen memiliki efikasi 66,5 persen mencegah COVID-19 yang bergejala.

Efikasi lain dari vaksin Johnson & Johnson yakni 85,4 persen manjur untuk mencegah COVID-19 tingkat berat dan positif.

Dari segi efektivitas, vaksin Johnson & Johnson punya efikasi 71 persen untuk mencegah rawat inap, dan 95 persen mencegah kematian akibat varian delta.

Dalam postingan yang dibagikan Dokter Adam Prabata, vaksin Johnson & Johnson terbukti aman.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Kedatangan Pertama Vaksin Johnson & Johnson di Indonesia

Dikatakan aman, karena saat uji klinis tidak ada yang meninggal saat diberikan vaksin Johnson & Johnson.

Ditambah lagi, vaksin ini juga telah mendapat izin penggunaan darurat Emergency Use Authorization (EUA), dari badan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga terjamin keamanannya.

Walaupun aman, vaksin ini tetap mempunyai efek samping ringan.

Efek samping vaksin Johnson & Johnson antara lain nyeri otot, nyeri kepala, bengkak, kemerahan, dan lelah.

Tenang saja, efek samping ini biasanya hanya terjadi dalam 1 hingga 2 hari.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Dokter Adam Prabata


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah