Ini 7 Risiko Terkait Dengan Kelebihan Zat Besi

- 6 Desember 2020, 17:19 WIB
Ilustrasi kandungan zat besi dalam makanan
Ilustrasi kandungan zat besi dalam makanan /Robert Fotograf /Pixabay
 
ZONABANTEN.com - Tubuh kita membutuhkan setiap nutrisi dalam jumlah tertentu, salah satunya adalah zat besi. Nutrisi ini merupakan komponen penting dari hemoglobin, sejenis protein yang terdapat dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke setiap bagian tubuh.
 
Ketika kadar zat besi dalam tubuh kita normal, semua sel berfungsi dengan baik dan darah diproduksi dalam jumlah yang dibutuhkan. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia yang seringkali mengancam jiwa. 
 
Tapi, konsumsi zat besi yang berlebihan juga bisa berbahaya bagi tubuh kita karena meningkatkan risiko gagal jantung, penyakit hati, diabetes, dan sindrom metabolik. Kelebihan zat besi dalam tubuh kita juga merupakan penyebab utama timbulnya penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan epilepsi.
 
 
Peningkatan kadar zat besi dalam tubuh kita dapat disebabkan oleh: kelainan genetik, suntikan / suntikan zat besi lebih banyak, peningkatan konsumsi makanan atau asupan kaya zat besi, atau suplemen zat besi dalam jumlah yang banyak. 
 
Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan konsumsi zat besi yang berlebihan.
 
1. Toksisitas besi 
Ini disebabkan terutama karena overdosis suplemen zat besi. Dalam kasus seperti itu, zat besi terakumulasi di organ vital seperti hati dan otak dan menyebabkan kerusakan mematikan pada organ tersebut. Gejala keracunan zat besi termasuk mual, sakit perut, dan muntah.
 
2. Kanker Usus Besar 
Terlalu banyak zat besi berpotensi karsinogenik untuk menyebabkan kanker usus besar. Hal tersebut disebabkan karena reaksi Fenton yang tidak terkontrol dengan adanya kelebihan zat besi di dalam tubuh. Hal ini mendorong ketidakstabilan dan mutasi gen, yang menyebabkan kanker.
 
 
3. Hemochromatosis 
Ini adalah kelainan keturunan yang disebabkan karena penumpukan zat besi yang berlebihan di dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel dan menyebabkan disfungsi berbagai organ. Gejala perubahan warna kulit dan penyakit yang berhubungan dengan pankreas.
 
4. Diabetes
Kadar zat besi yang tinggi dalam tubuh dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes. Zat besi juga merupakan nutrisi yang membantu mengatur metabolisme. Ketika jumlah zat besi dalam tubuh meningkat, pada kondisi seperti ini teejadi resistensi insulin dan kegagalan sel beta yang menjadi penyebab utama diabetes.
 
 
5. Serangan Jantung 
Kelebihan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan terkait jantung seperti hemochromatosis jantung. Dalam kondisi ini, kelebihan zat besi terakumulasi di jantung menyebabkan toksisitas dan disfungsi organ. Hal ini menyebabkan gagal jantung kongestif dan detak jantung tidak teratur.
 
6. Kanker Hati 
Menurut hipotesis, kelebihan zat besi merupakan faktor risiko karsinoma hepatoseluler, umumnya dikenal sebagai kanker hati. Kondisi ini berkembang karena peningkatan asupan zat besi.
 
7. Penyakit Alzheimer 
Penumpukan zat besi yang berlebihan di otak mengarah pada pembentukan protein abnormal yang terakumulasi di dalam wilayah tertentu di otak yang terkait dengan memori dan mendorong perkembangan penyakit Alzheimer.
 
 
Berikut ini beberapa pertanyaan umum seputar zat besi.
 
1. Berapa banyak zat besi yang direkomendasikan?
Menurut Food and Nutrition Board, tunjangan diet yang direkomendasikan (RDA) untuk zat besi adalah 18 mg (pada wanita berusia 19-50), 8 mg (pada pria berusia 19-50) dan 27 mg untuk wanita hamil. 
 
2. Apakah terlalu banyak zat besi membuat tubuh lelah?
Terlalu banyak zat besi dalam tubuh tidak baik untuk kesehatan mental seseorang. Menurut jurnal Nutrients, kelebihan konsumsi zat besi terkait dengan kelelahan sehari-hari, kesulitan fokus, stres, perubahan suasana hati, dan gejala depresi. 
 
3. Apa saja gejala akibat terlalu banyak zat besi dalam tubuh?
Terlalu banyak zat besi dalam tubuh menimbulkan gejala seperti kelelahan kronis, muntah, sakit perut, kantuk, nyeri sendi, ikterus, kejang, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, perubahan warna kulit, diare bahkan kematian dalam kondisi ekstrim.
****
 
 
 

Editor: Bondan

Sumber: Boldsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah