Bikin malu, Korupsi Menteri Sosial, Juliari Batubara Ramai Jadi Pemberitaan Media Internasional

- 6 Desember 2020, 16:03 WIB
Kemensos RI Juliari Batubara (tengah) didampingi Walikota Tangsel Airin Rachmi Dyani (kanan) dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi (kiri)
Kemensos RI Juliari Batubara (tengah) didampingi Walikota Tangsel Airin Rachmi Dyani (kanan) dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi (kiri) //Dok. ZONABANTEN.com


ZONABANTEN.com
 - Indonesia: Batubara ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi COVID-19, tulis Al Jazeera dalam laman resmi website pemberitaannya.

Menteri Sosial Juliari Batubara diduga menerima suap sebesar 1,2 juta dollar dari distributor dalam proyek bantuan COVID-19.

Menteri sosial Indonesia menyerahkan diri kepada otoritas antikorupsi pada hari Minggu, untuk menghadapi tuduhan menerima suap terkait dengan distribusi bantuan COVID-19 pemerintah.

Juliari Batubara tiba di markas Komisi Pemberantasan Korupsi di ibu kota, Jakarta, beberapa jam setelah komisi antikorupsi memintanya untuk menyerahkan diri dalam konferensi pers, sebelum tengah malam pada hari Sabtu.

Baca Juga: TAMBAH 1.388 Positif, Update Corona Jawa Barat 6 Desember 2020, Jadi penyumbang Kasus Terbanyak

"Batubara, yang juga anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berkuasa, belum memberikan komentat terkait kasus yang menjeratnya," tulis Al Jazeera.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan, Batubara dan dua pejabat lainnya diduga menerima suap sehubungan dengan pengadaan barang senilai 5,9 triliun rupiah atau setara drngan 420 juta dollar.

Uang tersebut untuk didistribusikan sebagai paket bantuan sosial COVID-19.

Dua tersangka lainnya dalam kasus Korupsi pengadaan paket sembako COVID-19 adalah pihak swasta.

Dugaan Korupsi Menteri Sosial Jadi Pemberitaan Media Internasional
Dugaan Korupsi Menteri Sosial Jadi Pemberitaan Media Internasional Tangkapan layar website Al Jazeera

Baca Juga: Ini Data Penambahan Corona di 34 Provinsi Minggu 6 Desember 2020, Jabar dan DKI Diatas 1000 Kasus

Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan juliari Batubara diduga menerima sedikitnya 17 miliar rupiah atau 1,2 juta dollar dari dua perusahaan distributor.

Mereka diminta untuk menyisihkan 0,7 dollar atau Rp10.000 untuk kepentingan menteri dari setiap paket sembako yang akan dibagikan kepada orang miskin.

Beberapa tersangka ditangkap dalam operasi tangkap tangan di Jakarta pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, di mana KPK menemukan uang tunai tersebut.

Ketua KPK, Firli Bahuri mengatakan, Batubara bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti mencuri uang warga.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Ini Alasan Juliari Batubara Lebih Memilih Jadi Politisi Daripada Pengusaha

“Kami tidak akan berhenti sampai di sini. Kami akan mencermati bagaimana bantuan sosial pemerintah diperoleh dan disalurkan selama pandemi COVID-19, ”kata Bahuri.

Batubara menjadi anggota kabinet kedua yang ditangkap karena korupsi dalam waktu kurang dari dua minggu.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, yang telah mengundurkan diri, juga ditangkap karena dicurigai menerima suap sehubungan dengan ekspor benih lobster.

Edhy diduga menggunakan uang tersebut untuk berbelanja barang mewah di Amerika Serikat.

Baca Juga: Diet Telur Bukan Cara Yang Paling Aman Untuk Menurunkan Berat Badan

Kasus-kasus tersebut dapat semakin menodai kredibilitas Presiden Joko Widodo dalam pemberantasan korupsi.

Dua menteri kabinet lainnya, termasuk pendahulu Batubara, mantan Mensos Idrus Marham telah dijatuhi hukuman penjara dalam kasus korupsi.

Sebelumnya Jokowi berkampanye sebagian dengan janji untuk menjalankan pemerintahan yang bersih.

Saat ini Indonesia menjadi negara yang menempati peringkat ke-85 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi 2019 yang disusun oleh Transparency International.

Baca Juga: Sama-sama Kritik Pemerintah, Gatot Nurmantyo Dinilai Pengamat Cari Dukungan Habib Rizieq Shihab

Indonesia telah melaporkan hampir 570.000 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi, terbesar di Asia Tenggara dan kedua di Asia setelah 9,6 juta kasus terkonfirmasi di India.

Negara itu juga mencatat lebih dari 17.000 kematian akibat virus korona, dan telah menambahkan 4.000-6.000 kasus setiap hari sejak bulan lalu.***


Editor: Bondan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah