Self Healing Jadi Trend Anak Muda, Prof. Rhenald Kasali: Ini Fenomena Strawberry Generation!

25 Februari 2022, 10:06 WIB
Rhenald Kasali /Tangkapan layar Youtube Rhenald Kasali/

ZONABANTEN.com - Self-healing menjadi kata yang sedang populer, khususnya di kalangan anak muda zaman sekarang.

Banyak sekali kita temui kata self-healing di media sosial dengan berbagai macam alasan orang melakukannya.

Sebagian orang yang merasa penat dengan pekerjaan, tuntutan akademik, atau masalah dengan keluarga dan teman, memutuskan untuk menghilangkan sterss menggunakan metode self-healing ini.

Orang yang melakukan self-healing biasanya pergi bertamasya, membeli barang yang ia sukai, ke tempat yang tenang, dan lain sebagainya untuk menghibur diri.

Prof. Rhenald Kasali, dalam salah satu video di kanal YouTube pribadinya mengatakan merasa gemas dengan fenomena self-healing ini.

Ia mengatakan tak sedikit orang yang salah mengartikan self-healing dan akhirnya merugikan diri sendiri.

Dalam vdieo tersebut, Prof. Rhenald menceritakan bahwa ia menemukan sebuah tulisan di media sosial yang berisi seperti ini:

Baca Juga: Kasus Dugaan Persetubuhan Anak di Pamulang, PSI dan P2TP2A Apresiasi Langkah Polres Tangsel

“Gue anak 21, ga nyangka kuliah seburuk itu untuk mental health, semester 1 kemaren gue udah dihujani sama banyak tugas yang bener2 banyak, akibatnya waktu gue buat healing dan self reward jadi kurang banget.”

“Yang tadinya gue masih bisa nonton netflix dan chattan sama bestie, sekarang jadi susah banget.”

“Gue keknya belum siap kuliah deh, gue udah ngomongin ke ortu kalau gue mau cuti dulu semester ini. Tapi ortu gue malah ga setuju dan bahkan gue dibilang manja. “

“Tapi gue bingung mau gimana, kalau dipaksain takutnya ipk gue anjlok. Gue juga susah komunikasiin ini ke ortu karena mereka ga aware soal mental health kayak gue. Gue mesti gimana,” tulis sesorang di media sosial.

Prof. Rhenald mengatakan sebagai pendidik, dirinya sangat merasa berkepentingan untuk membahas persoalan ini, namun ia juga berpesan jangan sampai ini hanya self-healing bohongan.

Baca Juga: Krisis di Ukraina, Pemain Sepak Bola Brasil di Ukraina Minta Bantuan untuk Keluar

Berikut penyebab yang membuat fenomena self-healing, mental health, depresi, dan gangguan kesehatan mental lainnya menjadi salah pemaknaan menurut Prof.Rhenald:

1. Self-diagnose (mendiagnosa diri sendiri)

Adanya globalisasi seperti internet, memungkinkan informasi tersebar dengan cepat dan dapat diakses oleh siapapun. Hal ini tentu menjadikan seseorang merasa sangat mandiri.

Ketika merasakan sesuatu, banyak orang mencari gejalanya di internet dan mencocokan dengan yang dirasakan, sehingga timbul diagnosa yang dilakukan oleh diri sendiri dan belum tentu benar.

Paparan media sosial juga turut andil dalam fenomena ini. Kata-kata yang populer di media sosial akan mudah di adopsi dan menjadi identitas yang belum tentu benar.

Kemudian,Prof. Rhenald menjelaskan bahwa self-healing yang sebenarnya adalah menyembuhkan luka psikologis di masa lalu atau luka batin.

Self-healing adalah sebuah proses penyembuhan agar sang pasien dapat meneruskan hidupnya dengan bahagia kembali setelah merasakan trauma di masa lalu.

Baca Juga: Awas Terlambat! Cara Menyambungkan Rekening e-Wallet di Kartu Prakerja, Ini Batas Akhirnya

2. Strawberry generation

Menurut Prof. Rhenald, strawberry generation adalah generasi baru yang memiliki ketahanan mental yang begitu lunak seperti strawberry.

Ia menceritakan bahwa istilah ini muncul pertama kali di Taiwan, diakibatkan karena orang tua di zaman modern lebih sejahtera dibandingkan masa sebelumnya.

Training yang diperlukan oleh anak muda saat ini bukan hanya akademik saja, namun juga ketahanan mental.

Baca Juga: Gempa dengan Magnitudo 6,2 Guncang Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

3. Terpapar narasi orang tua

Contoh kasus ini adalah ketika orang tua mengatakan jika anak saya mood-ian (suasana hati yang mudah berubah).

Sang anak akan mempercayai hal itu dan menceritakan kepada temannya bahwa ia adalah orang yang mood-ian.

Padahal Prof.Rhenald mengatakan hal tersebut tidak ada saat zaman ia remaja.

Baca Juga: Kim Sejeong Ungkap Kepribadian Alter Ego Shin Ha Ri Dalam Drama A Business Proposal

4. Banyak orang yang lari dari kesulitan

Seperti halnya fenomena anak muda yang ingin self-healing dan mengambil cuti kuliah, remaja di zaman sekarang cenderung lari dari permasalahan.

Menurut Prof. Rhenaldi perkuliahan memang akan memberikan tuntutan akademik seperti mengerjakan tugas dan banyak aktivitas lainnya.

Sehingga orang yang berhasil adalah yang bisa mengatur hal tersebut agar bisa seimbang, bukan lari dengan self-healing.

Baca Juga: 6 Langkah yang Harus Dilakukan setelah Lolos Prakerja Gelombang 23, Kamu Wajib Tahu

5. Memberikan ekspetasi yang tinggi

Banyak sekali orang tua yang terlalu memanjakan anaknya dengan kata-kata pujian dan tidak memberikan konsekuensi jika sang anak melakukan kesalahan.

Hal inilah yang akan membentuk strawberry-generation yang ada di zaman sekarang, karena pada nyatanya banyak orang lain yang mungkin lebih hebat dari anak tersebut dan ia tidak terima.

Diakhir pembahasan, Prof. Rhenald berpesan agar anak muda meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Baca Juga: Hindari Strech Marks dengan Mengonsumsi Makanan yang Bernutrisi

Dengan adanya akses bacaan yang tersebar di internet, ini harus dimanfaatkan unntuk mengecek sebuah informasi bukan hanya dari satu sumber saja.

Kemudian, hati-hati dengan penggunaan media sosial, karena tidak semua hal yang ada disana nyata dan bayak orang hanya ingin mencari perhatian.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: YouTube Rhenald Kasali

Tags

Terkini

Terpopuler