Catat! YouTube Bakal Berhenti Memonetisasi Konten Video dari Kategori ini Mulai Bulan Depan

- 28 Oktober 2021, 06:47 WIB
Catat! YouTube Bakal Berhenti Memonetisasi Konten Video dari Kategori ini Mulai Bulan Depan (Pixabay)
Catat! YouTube Bakal Berhenti Memonetisasi Konten Video dari Kategori ini Mulai Bulan Depan (Pixabay) /

 

ZONABANTEN.com - Situs berbagi video populer YouTube tengah gencar mengeluarkan kebijakan baru.

Kali ini, YouTube akan mengubah kebijakan terkait monetisasi video yang bakal berdampak besar pada pendapatan para YouTuber. Terutama bagi mereka yang membuat konten ramah anak dan keluarga.
 
Melalui unggahan di blog resminya, YouTube menyatakan jika mereka akan mulai berhenti memonetisasi dan merekomendasikan konten video kategori made for kids atau kategori anak.
 
YouTube mengklaim hal ini diperuntukkan sebagai tanggung jawab dalam melindungi pengalaman mereka berksplorasi di platform berbagi video tersebut.
 

"Karena anak-anak dan remaja menghabiskan lebih banyak waktu online, penting untuk melindungi pengalaman mereka sambil mendorong eksplorasi. Tanggung jawab adalah prioritas nomor satu kami di YouTube, dan tidak ada yang lebih penting daripada melindungi anak-anak," ungkapnya.

Apabila ada satu video yang tidak sesuai dengan prinsip kualitas video YouTube, iklan yang ditampilkan akan sangat terbatas atau bahkan tidak ada iklan sama sekali.
 
Adapun konten video anak-anak berkualitas tinggi menurut YouTube adalah yang memenuhi kriteria berikut ini:

1. Mampu membentuk anak-anak menjadi pribadi yang baik
Konten yang dimaksud ialah yang dapat mendorong atau menunjukkan perilaku baik, rasa hormat, serta kebiasaan sehat. Misalnya saja konten menyikat gigi, makan sayuran, berbagi terhadap sesama, hingga cara menjadi teman yang baik.
 
2. Dapat mendorong pemikiran kritis dan rasa ingin tahu
Konten yang dimaksud ialah yang memancing rasa ingin tahu para audiens muda sehingga mereka dapat mendiskusikan ide-ide yang terhubung dan mendorong pemikiran kritis. Ini juga termasuk yang menjangkau pembelajaran secara tradisional dan non-tradisional. Misalnya akademisi, pembelajaran informal, eksplorasi sesuai minat, serta tutorial.
 
 
3. Berfokus pada permainan, kreativitas, dan imajinasi anak
Konten yang dimaksud adalah yang merangsang pikiran atau imajinatif anak. Dengan begitu, audiens muda akan terdorong untuk membuat dan terlibat dalam sesuatu yang baru. Contohnya mendongeng, trik sepak bola, aktivitas kreatif seperti seni dan kerajinan, hingga bernyanyi bersama.
 
4. Membahas interaksi tentang masalah di dunia nyata
Konten yang dimaksud menggambarkan pelajaran hidup, membangun karakter yang kuat, mendorong perkembangan keterampilan sosial-emosional, pemikiran mandiri, serta pemecahan masalah. 
 
5. Mempromosikan kesetaraan, keragaman, serta inklusi atas gender, ras, usia, agama, serta orientasi seksual
Konten yang dimaksud akan mendorong represendari dan partisipasi dari berbagai perspektif. Video yang dibuat harus memberi perlakuan yang sama atas kelompok usia, jenis kelamin, ras, agama, hingga orientasi seksual. 
 
Para kreator dengan video berkualitas tinggi sesuai ketentuan di atas akan lebih diprioritaskan oleh algoritme YouTube. Selain itu, konten yang dibuat juga akan dimasukkan dalam platform video khusus anak-anak, YouTube Kids.

Sementara konten made for kids berkualitas rendah yang dimaksud oleh YouTube antara lain:

1. Sifatnya terlalu komersial
Maksudnya video ini terlalu fokus pada konten promosi pembelian produk, misalnya menonjolkan prinsip gaya hidup boros atau konsumerisme. 
 
Baca Juga: 20 Link Download Twibbon, Hari Sumpah Pemuda Ke 93

2. Mendorong sikap atau prilaku negatif

Konten video tidak boleh mendorong aktivitas berbahaya dan tidak terpuji, seperti perundungan (bully), prank berbahaya, berbohong, kebiasaan tidak sehat, tidak menghormati hak orang lain, dan kegiatan berbahay alainnya.

3. Konten edukasi yang tidak jelas
Dalam video ini biasanya akan menampilkan judul atau thumbnail yang tampak seperti konten edukasi. Padahal isi videonya tidak memiliki nilai pendidikan dan sangat tidak relevan dengan akan-anak.
 
4. Isi video tidak jelas dan sulit dipahami
Konten video yang dimaksud di sini artinya tidak memiliki narasi yang tidak jelas dan sulit dipahami. Misalnya memiliki visual yang goyah atau audio yang tidak terdengar. Biasanya konten ini merupakan hasil produksi massal atau pembuatan otomati ssehingga tidak punya narasi yang jelas.
 

5. Berisi informasi yang menyesatkan dan sensasional
Konten video berisi informasi yang tidak benar, berlebihan, aneh, serta hanya berdasar opini belaka. Akibatnya informasi yang disampaikan jadi membingunkan penonton muda. Dalam hal ini, mungkin akan mencakup penggunaan kata kunci (keyword) populer yang dilebih-lebihkan dan tidak masuk akal.
 
6. Menggunakan karakter anak-anak populer untuk konten yang tidak jelas
Konten ini berisi video yang menggunakan karakter anak-anak populer, baik berupa animasi atau live action, untuk situasi yang kurang pantas.
 
Channel YouTube yang masih menghasilkan konten berkualitas rendah seperti kriteria di atas akan menerima ikon kuning yang juga jadi peringatan kepada pengiklan bahwa kanal tersebut telah melanggar kebijakan dari YouTube.
 
Kebijakan monetisasi konten video YouTube kategori anak-anak yang berkualitas rendah sendiri rencananya akan dimulai pada bulan November 2021 mendatang.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah