Network
ZONABANTEN.com – Permasalahan antara PT Wilmar Padi Indonesia Serang dan komunitas penggilingan padi di Provinsi Banten belum usai. Perusahaan ini dinilai merugikan komunitas tersebut karena dianggap memonopoli pembelian gabah dari petani setempat.
Komunitas penggilingan padi di Provinsi Banten khususnya Kabupaten Serang mengaku tidak kebagian gabah karena tidak mampu bersaing dengan PT Wilmar Padi Indonesia Serang dari segi harga.
Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Serang, Anani Syarif, turut mengomentari persoalan tersebut. Menurutnya, kondisi ini menyebabkan petani setempat menjadi dilema.
Pasalnya, PT Wilmar Padi Indonesia Serang menawarkan harga gabah yang lebih tinggi. Apalagi biaya produksi saat ini cukup tinggi, di mana harga pupuk subsidi meningkat dan sulit didapat. Tentu saja hal ini menarik petani untuk menjual gabahnya ke perusahaan tersebut.
Baca Juga: Siap Nyaleg, Subadri Ushuludin Serahkan Surat Pengunduran Dirinya ke DPRD Kota Serang
Namun, komunitas penggilingan padi di Provinsi Banten tidak dapat bersaing dengan PT Wilmar Padi Indonesia Serang dari segi harga, sehingga mereka tidak kebagian gabah dan pendapatan mereka pun menurun drastis.
Oleh karena itu, Anani mengatakan bahwa PT Wilmar Padi Indonesia Serang juga harus berempati dengan memikirkan keberlangsungan usaha komunitas penggilingan padi di Provinsi Banten. Keduanya pun harus berjalan tanpa merugikan satu sama lain.
“Mudah-mudahan dengan duduk bersama membahas masalah tersebut ada titik temu yang saling menguntungkan keduanya,” kata Anani.
Informasi ini juga dapat Anda baca di Kabar Banten dalam artikel berjudul Polemik Komunitas Penggilingan Padi dan Wilmar, KTNA Kabupaten Serang Sarankan Begini.
Baca Juga: Kekeringan Meluas, Pemkab Serang akan Pakai Dana Tak Terduga untuk Bantu Warga Setempat
