Asal Nama Kabupaten Lebak, Ternyata Sudah Ada Sejak Jaman Tarumanegara

28 Februari 2021, 19:12 WIB
Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar menunjukkan replika prasasti Lebak di museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. /Kabar Banten/Purnama Irawan

ZONA BANTEN -  Nama Lebak telah tertera sejak jaman Kerajaan Tarumanegara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti Lebak peninggalan Raja Purnawarman pada tahun 1947 oleh Tubagus Ruszan.

Prasasti Lebak ditemukan di tepi aliran Sungai Cidanghiang, di Kampung Lebak, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. 

Prasasti Lebak ditulis dalam aksara Palawa bahasa Sansekerta ini merupakan tanda batas kerajaan Tarumanegara. Pada waktu itu prasasti sama maknanya dengan piagam.

Baca Juga: Mulai Jenuh! Rating Ikatan Cinta Menurun, Penonton Keluhkan Soal Al-Andin Kini Tak Sesuai Ekspektasi?

Kalimat pada prasasti lebak ini ditulis menggunakan teknik pahatan kedalaman goresan setengah centimeter atau 0,5 centimeter dengan media batu andesit berukuran 3,2 meter kali 2,25 meter.

"Nah prasasti Lebak inilah yang menjadi asal usul nama Kabupaten Lebak dan lokasi prasasti Lebak berada di Kabupaten Pandeglang," ujar Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar kepada Kabar Banten (PRMN).

Baca Juga: Asal Mula Nama Kota Tangerang

 

"Isi atau arti tulisan prasasti Lebak yaitu 'Inilah Tanda Keperwiraan Keagungan dan Keberanian Sesungguhnya dari Raja Dunia yang Mulia Purnawarman yang Menjadi Panji - Panji Sekalian Raja-Raja'," lanjut Ubaidillah menirukan arti dari aksara Palawa bahasa Sansekerta yang tertulis di prasasti Lebak.

 

Ubaidillah mengungkapkan, nama Kabupaten Lebak bukan nama baru ada setelah masa penjajahan.

Adapun tahun pembentukan atau hari jadi Kabupaten Lebak diambil ketika tangal 2 Desember 1828, saat itu Banten dibagi tiga Keresidenan. Yaitu wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang dan Kabupaten Caringin.

Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong untuk Perusahaan Swasta, Biaya Peserta ditanggung Perusahaan

Artikel ini telah tayang di Kabar Banten PRMN dengan judul Mengenal Asal Usul Nama Lebak, Pemberian Raja Purnawarman, Prasastinya Ada di Kabupaten Pandeglang 

Pada saat itu belum terbentuk Kabupaten Pandeglang. Adanya Kabupaten Caringin. Hal itu bersasarkan surat keputusan Hindia Belanda.

"Tanggal 2 Desember 1828 itu, tidak dipakai hari jadi Kabupaten Serang maupun Kabupaten Pandeglang. Sehingga tanggal tersebut dipakai oleh Kabupaten Lebak menjadi tanggal hari jadi Kabupaten Lebak, hingga sekarang ini," ujar Ubaidillah.

Lebih lanjut Ubaidillah mengatakan, Kerajaan Tarumanegara yang didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara.

Pada saat berada di pengasingan tahun 358 Masehi, Raja Jayasingawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, Kabupaten Lebak, Banten dan diberi nama Tarumanegara.

 Baca Juga: Menkes Menargetkan Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua Selesai pada Juni 2021

Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini.

Tanaman Tarum tumbuh di sekitar sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara adalah pada saat kekuasaan Raja Purnawarman. Kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan kecil di bawahnya.

Baca Juga: Berbahaya! Jangan Keringkan Pakaian di Dalam Ruangan, Ini Penjelasannya 

Kekuasaaan Kerajaan Tarumanegara membentang dari Salakanagara atau Rajapura, yang saat ini diperkirakan adalah Telu Lada, Kabupaten Pandeglang hingga Purbalingga, Jawa Tengah.

Selain itu, dalam prasasti Tugu menyatakan bahwa Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian yang dimiliki oleh rakyat. Kali atau sungai tersebut disebut sebagai Sungai Gomati.

Baca Juga: Manfaat Tersembunyi Jambu Biji, Salah Satunya Mengatasi Gejala Diabetes

Prasasti Lebak kondisinya pada tahun 2017 sudah agak memudar karena kena gerusan air sungai. Kemudian beberapa tahun lalu dilakukan pemagaran di tepi sungainya agar dapat membantu melindungi prasasti dari terjangan arus sungai.

"Pada tahun 2017 saya beserta tim melakukan kunjungan ke lokasi prasasti Lebak. Tujuannya untuk membuat replika prasasti Lebak karena itu bagian dari sejarah Kabupaten Lebak," kata Ubaidillah.

Replika prasasti Lebak dibuat dari bahan resin pada tahun 2017. Dengan ukuran dibuat lebih kecil dari ukuran aslinya.

"Namun untuk tulisannya sama. Karena bagian dari sejarah Kabupaten Lebak maka replika prasasti Lebak disimpan di ruang 6 Museum Multatuli, Kabupaten Lebak," pungkasnya.

*** (Kabar Banten/ Purnama Irawan)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler