9 Kecurangan Paling Fenomenal yang Terjadi di Olimpiade, Ada yang Ubah Gender hingga Gunakan Doping

2 Februari 2022, 15:55 WIB
Ilustrasi medali Olimpiade yang dicabut setelah atlet terbukti melakukan kecurangan. //pixabay/RoboMichalec

ZONABANTEN.com – Olimpiade adalah salah satu ajang perlombaan untuk memperebutkan gelar juara dunia diberbagai cabang olahraga.

Dalam sebuah pertandingan, termasuk di Olimpiade semangat sportifitas sejati tentu saja sangat di junjung tinggi.

Akan tetapi, tidak semua pemenang berhasil dengan cara yang adil dan legal, karena kecurangan dalam Olimpiade hampir setua ajang itu sendiri.

Baca Juga: Unik! Inilah 5 Olahraga Populer yang Tidak Termasuk dalam Daftar Ajang Olimpiade Dunia

Berikut sembilan kecurangan paling fenomenal yang terjadi dalam sejarah Olimpiade:

  1. Ben Johnson

Pada Olimpiade Seoul 1988, atlet asal Kanada, Ben Johnson memenangkan medali emas untuk cabang lari 100 meter.

Namun, hanya sehari setelah kemenangan besarnya, dia dinyatakan positif menggunakan steroid anabolik (doping) dan medalinya itu dicabut.

Gelar juara kemudian diberikan kepada atlet Amerika, Carl Lewis, yang ironisnya telah dites positif menggunakan stimulan selama uji coba tahun 1988, akan tetapi hal itu telah dibatalkan oleh Komite Olimpiade AS.

Baca Juga: China Laporkan 34 Kasus Baru COVID-19 di Antara Personel Terkait Olimpiade

  1. Madeline dan Margaret de Jesus

Atlet kembar Puerto Rico, Madeline dan Margaret de Jesus berusaha mengakali Olimpiade Los Angeles 1984.

Ketika Madeline cidera saat bertanding di lompat jauh, dia mengirim saudara kembarnya yang identik yaitu Margaret untuk bertanding di estafet 4x400 meter.

Begitu pelatih kepala tim Olimpiade Puerto Rico mengetahui apa yang telah mereka lakukan, dia menarik seluruh tim dari Olimpiade.

Baca Juga: Begini Kondisi Olimpiade Beijing Setelah Ada Konfirmasi Peningkatan Jumlah COVID-19!

  1. Fred Lorzo

Awal mula kecurangan di Olimpiade dapat dilihat dari atlet asal Amerika, Fred Lorz yang memenangkan cabang maraton dalam pertandingan tahun 1904 di St. Louis.

Fred melakukan kecurangan dengan berlari menggunakan tumpangan dari pelatihnya.

Pada tanda sembilan mil Fred mengaku kelelahan dan diberi tumpangan oleh pelatihnya di dalam mobil  sejauh sebelas mil, dan dia menjalankan bagian yang tersisa untuk finish.

Ketika penonton mengeluh bahwa dia tidak menjalankan seluruh balapan, gelar itu diberikan kepada rekan Amerika nya, Thomas Hicks, yang juga mendapat bantuan dalam balapan, karena dia menggunakan obat peningkat performa yaitu strychnine.

Baca Juga: Menjelang Olimpiade Musim Dingin 2022, Tiongkok Batasi Media Sosial Aktivis dan Akademisi

  1. Spiridon Belokas

Kecurangan lainnya dari cabang Marathon di Olimpiade terjadi pada tahun 1896 yang dilakukan oleh Spiridon Beloks.

Spiridon mencapai tempat ketiga dalam perlombaan, namun diketahui bahwa ia tidak menyelesaikan balapan dan mendapat bantuan dengan kuda dan kereta.

Dia didiskualifikasi dan negara tuan rumah memenangkan tiga hadiah teratas dalam perlombaan.

Baca Juga: Sebagai Sanksi Melewatkan Olimpiade Tokyo, Korea Utara Dilarang Mengikuti Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

  1. Marion Jones

Sprinter Amerika dan lompat jauh, Marion Jones menjadi terkenal di Olimpiade Sydney 2000 ketika dia memenangkan tiga medali emas dan dua medali perunggu.

Kecurigaan dengan cepat muncul, bukan hanya karena prestasinya yang luar biasa tetapi yang lebih penting karena suaminya (seorang penembak jitu Amerika) dinyatakan positif menggunakan steroid.

Dia dengan keras membantah melakukan tindakan ilegal, sampai pada tahun 2007 ketika dia mengakui bahwa dia telah menggunakan steroid dalam pelatihan untuk pertandingan di Sydney.

Pengakuannya tersebut membuat semua medalinya dicabut.

Baca Juga: Badan Anti-Doping Dunia Larang Atlet Makan Daging di China Selama Olimpiade 2022: Diduga Ada Zat Berbahaya

  1. Boris Onischenko

Pada Olimpiade 1976, atlet anggar asal Ukraina, Boris melakukan kecurangan saat melawan atlet asal Inggris, Jim Fox.

Boris ketahuan memodifikasi senjatanya dengan alat “klik” yang menghitung skornya tanpa dia benar-benar menyentuh senjata lawannya.

Tim Inggris mengungkap kecurangannya dan dia didiskualifikasi dari permainan dan pers menjulukinya sebagai "Boris si penipu."

Ia dikenai denda oleh negara asalnya Ukraina dan berita terakhir ia diketahui bekerja sebagai sopir taksi di Kiev.

Baca Juga: Puncak COVID di China Diduga Jelang Olimpiade Musim Dingin Beijing

  1. Tim pentathlon modern Tunisia

Pada Pertandingan Roma 1960, tim pentathlon modern Tunisia memulai dengan awal yang buruk.

Diawal pertandingan setiap anggota jatuh dari kuda mereka, diikuti oleh atlet lain.

Kemudian atlet lain didiskualifikasi dari bagian menembak karena dia secara tidak sengaja hampir menembak seorang wasit.

Untuk mengurangi penghinaan, selama kompetisi anggar mereka hanya mengirim pemain anggar terbaik mereka kembali untuk setiap bagian, berharap topeng anggar akan cukup baik untuk penyamaran.

Percaya atau tidak, upaya curang ini gagal, dan seluruh tim dikeluarkan dari permainan.

Baca Juga: Resmi! Taiwan Tidak Akan Mengirim Pejabatnya ke Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

  1. Perenang Wanita Jerman Timur

Perenang putri Jerman Timur melakukan dengan sangat baik sepanjang Olimpiade 70-an dan 80-an.

Namun, penggunaan steroid sudah lama dicurigai, terutama mengingat para anggota memiliki suara yang dalam dan body yang sangat berotot.

Sementara mereka menyangkal penggunaan steroid selama bertahun-tahun, pada tahun 1991 tim mengakui bahwa mereka memang menggunakan obat peningkat kinerja ilegal pada saat perlombaan.

Baca Juga: Selama Olimpiade Musim Dingin Kualitas Udara di Beijing akan Ditingkatkan, Sebut Pemerintah China

  1. Dora Ratjen

Dora Ratjen memenangkan rekor lompat tinggi putri di Olimpiade Berlin 1936.

Hanya ada satu masalah kecil, Dora sebenarnya adalah Horst (seorang pria).

Bertahun-tahun kemudian, Horst mengklaim bahwa dia diperintahkan oleh Nazi untuk berperan sebagai seorang wanita (mengubah gender) yang mana demi kehormatan dan kemuliaan Jerman.

Dia menjalani kehidupan seorang atlet wanita selama tiga tahun.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: history.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler