Derita Faris, Korban Kasus Dugaan Malpraktek RS Swasta di Bekasi Utara yang Belum Mendapatkan Keadilan

- 27 April 2024, 19:20 WIB
Korban dugaan malpraktek RS Swasta di Bekasi Utara, Muhammad Faris Firmansyah mendatangi Polda Metro Jaya bersama keluarga dan tim kuasa hukum dari Hotman Paris 911, Jumat, 26 April 2024
Korban dugaan malpraktek RS Swasta di Bekasi Utara, Muhammad Faris Firmansyah mendatangi Polda Metro Jaya bersama keluarga dan tim kuasa hukum dari Hotman Paris 911, Jumat, 26 April 2024 /Foto: Ayu Utami/Zonabanten.com/

ZONABANTEN.com - Kasus dugaan malpraktek di salah satu RS Swasta di Bekasi Utara terhadap pasien DBD, Muhammad Faris Firmansyah yang bermula dari bulan Agustus tahun 2021 hingga saat ini belum ada penyelesaian, kini tangan Faris mengalami kelumpuhan dan tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya lagi.

Pada 31 Januari 2023 Tim Hotman Paris 911 yang mengawal kasus ini telah membuat laporan polisi atas nama korban dengan dugaan tindak pidana Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 24 Ayat (1) Jo Pasal 46 Ayat (1) UU RI No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan dan atau Pasal 360 Ayat (1). Namun, belum ada titik terang

"Sampai dengan hari ini, status terlapornya masih dalam lidik, belum naik sidik. Artinya belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka," kata Subadria Nuka selaku kuasa hukum korban dari Tim Hotman Paris 911, Jumat, 26 April 2024.

Baca Juga: Lima Oknum Polisi Ditangkap Terkait Penyalahgunaan Narkoba, Empat di Antaranya Positif

Sebagai korban, Faris merasa kasus yang dialaminya ini sudah terlalu lama berlarut dan hingga saat ini, Faris yang merupakan alumni Universitas Bina Nusantara ini masih terus berjuang untuk mendapatkan keadilan.

"Saya hanya berharap agar ini
dapat disesaikan dengan cepat, dan saya meminta kepada pihak kepolisian untuk dapat menindak lanjuti kasu yang saya alami ini lebih dalam lagi agar cepat terselesaikan," ungkapnya.

Faris menambahkan, ia bersyukur tangannya tidak jadi diamputasi karena membusuk, namun ia tetap kecewa karena kondisi tangan kirinya saat ini sudah tidak normal, ia juga merasakan sakit pada tanggannya.

"Mungkin kalau operasinya tidak telat, tangan saya masih bisa berfungsi. Sekarang tangan saya jadi mengecil juga dan sampai saat ini saya merasakan nyeri yang mengganggu," jelasnya.

Baca Juga: Pemkot Serang Bakal Optimalkan Lahan Non Produktif untuk Jaga Ketahanan Pangan, Begini Kata Nanang Saefudin

Selain itu, Faris juga mengalami mati rasa pada jari - jari tangannya.

"Bahkan syaraf-syaraf di jari saya bisa dikatakan sudah mati, misalnya kalau terkena air, saya tidak bisa merasakan apakah itu air panas atau air dingin," katanya.

Pihak keluarga juga berharap kasus ini bisa segera diselesaikan secara Hukum ataupun Kekeluargaan  dan tidak ada lagi kasus-kasus yang sama kedepannya yang menimpa pasien, apalagi orang tidak mampu.
Kakak Faris, Reyhan Mazary juga berharap dukungan dari masyarakat dan pihak-pihak terkait seperti Kemenkes RI, Dinkes Kota Bekasi, Plt Walikota Bekasi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) agar bisa turun tangan membantu menyelesaikan kasus ini.

Dikutip dari rilis yang beredar, kasus ini bermula ketika Faris pada 9 Agustus 2021 masuk IGD (Poly Fever) salah satu RS Swasta di Bekasi Utara karena panas (turun naik), Lalu cek darah hematologi (pada lengan tangan kiri) dengan jumlah trombosit 269rb dan diijinkan untuk rawat jalan berhubung trombosit masih batas normal.

Pada 10 Agustus 2021 Faris kembali lagi ke IGD (poly fever) RS Swasta di Bekasi Utara sekitar jam 00.15-00.30 dikarenakan kondisi demam tinggi (turun naik), lalu cek darah kembali hasil trombosit turun menjadi 178rb dan setelah observasi trombosit Faris turun lagi menjadi 140rb (pengambilan darah diambil di lengan kiri). Faris di diagnosa demam berdarah (DBD) dan dianjurkan untuk rawat inap oleh dokter jaga IGD, lalu diinfokan untuk swab antigen sebelum masuk kamar perawatan Krisan, 313 Bed 4.

Kemudian pada 11 Agustus 2021 Kondisi Faris masih Demam tinggi (turun naik) dan dilakukan pengambilan sampel darah (pada lengan tangan kiri) untuk melihat jumlah trombositnya dengan hasil menurun lagi 118rb.

Tanggal 12 Agustus 2021, kondisi Faris Masih demam (turun naik) dan dilakukan pengambilan trombosit (pada lengan tangan kiri) dengan kondisi lengan tangan kiri Faris sudah biru/memar dan sakit. Hasil trombosit menurun 89rb.

Baca Juga: World Water Forum ke-10 Akan Digelar pada 18-25 Mei 2024, Korlantas Polri Siap Lakukan Pengamanan

Pada 13 Agustus 2021, kondisi Faris Masih demam (turun naik) dan dilakukan pengambilan trombosit lagi (pada posisi lengan tangan kiri) dengan hasil trombosit 55rb dan pemeriksaan anti salmonella. Setelah itu dokter S visit melihat kondisi lengan tangan kiri Faris sudah bengkak dan memar kemudian dokter S info ke perawat agar jangan ambil darah di tangan itu lagi.

Kemudian, pada 14 Agustus 2021, kondisi Faris sudah tidak demam dan bisa tidur walaupun sesekali masih terbangun, sekitar jam 03.00 Faris dibangunkan oleh petugas lab untuk pengambilan sampel darah dan pada saat itu diambil pada lengan kiri lagi, sebelumnya Faris sudah bilang bahwa di lengan kiri itu sudah bengkak/memar terasa sakit sekali dan dokter S juga sudah mengingatkan untuk jangan ambil darah di tangan itu lagi, tetapi petugas lab bilang bahwa posisi tersebut yang gampang diambilnya setelah dicoba satu kali tidak dapat sampel darahnya, lalu petugas tersebut tetap mencoba lagi dan hasilnya pun sama tidak dapat keluar darahnya dan mengatakan bahwa temannya akan mengambil lagi 2 jam kemudian tepatnya jam 06.00 pengambilan darah tersebut di ambil dari jarum infus dengan hasil trombosit 37rb.

Setelah pengambilan jam 03.00 pagi, siang hari tangan Faris bertambah besar bengkak nya dan bertambah luas membiru nya mulai dari lengan atas sampai jari-jari tangan kirinya dan bermunculan seperti blendung atau balon pada kulitnya. Sebelum pendarahan terjadi atas instruksi dokter, perawat ruangan coba mengambil isi dari blendung-blendung tersebut dengan menggunakan jarum suntik apakah isi blendung-blendung tersebut berupa darah atau cairan, setelah diambil beberapa cairan tersebut, tidak lama bermunculan lagi blendung yang lain dengan ukuran yang lebih besar dan merembas darah sedikit-sedikit, lapor ke perawat dan perawat itu pun mengambil foto untuk dilaporkan ke dokter S berhubung hari Sabtu dan Minggu dokter S sedang libur.

Baca Juga: Jasad Seorang Wanita Ditemukan di Dalam Koper, Polisi Berhasil Identifikasi Identitas Korban

Pada 15 Agustus 2021 Kondisi Faris sudah tidak demam lagi dan jumlah trombosit sudah mulai naik menjadi 72rb. tetapi tangan kiri Faris kondisinya semakin membengkak dan masih mengeluarkan darah sedikit-sedikit pada lapisan perbannya.

Kemudian, pada 16 Agustus 2021 Kondisi Faris sudah tidak demam, tapi tangan Faris kondisinya semakin memburuk dan pada saat pagi hari dokter S visit melihat kondisi tangan Faris beliau bilang dengan panik & cemas, harus segera dirujuk ke RS lain di Bekasi barat dan harus segera ditangani oleh dokter bedah vaskular dan HB (hemoglobin) Faris sudah jauh di bawah Batas normal 13.5 dengan hasil 7.6.

Hingga saat ini, Faris masih mengalami kelumpuhan pada tangan kirinya dan tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya lagi.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah