Network
“Loh apa poinnya di situ tuh, bahwa Elon Musk gak pakai nikel atau pakai nikel, kan yang tahu inti dari industri-industri energi ini cuman 4-5 orang chemist (ahli kimia) ditempatnya Elon Musk… Jadi Gibran itu menangkap sesuatu yang ada di media massa doang, bukan di dalam research laboratorium Elon Musk,” kata Rocky Gerung.
“Itu research tertutup. Nggak ada satu pun orang di dunia ini kecuali CIA mungkin, yang tahu research apa yang dilakukan Elon Musk… Ini soalnya energi yang dipersaingkan nilai ekonominya, nilai strategisnya, dan nilai-nilai yang bisa mengakibatkan krisis politik… Karena ini persaingan metal, persaingan mineral, yang paling memungkinkan untuk menghasilkan penguasaan energi di masa depan,” tambahnya.
Baca Juga: Rawan Kecelakaan Lalu Lintas, Pelajar di Kota Tangerang Diajak Naik Bus Tayo
Selain mengomentari persoalan nikel, Rocky Gerung juga memberikan pandangannya mengenai rencana hilirisasi yang terus digaungkan Gibran.
Rocky Gerung memang berpandangan baik mengenai hilirisasi, tetapi itu seharusnya ditempatkan dalam pilihan ekonomi negara.
Karena hilirisasi seharusnya disesuaikan dengan prinsip ekonomi yang bagaimana yang akan diterapkan oleh negara.
Baca Juga: Sejarah Hari Peringatan Holocaust Internasional 27 Januari, Ditemukannya Kamp Konsentrasi Nazi
“Tetapi hilirisasi itu kan musti ditempatkan di dalam pilihan ekonomi kita. Kita mau balik pada ekonomi sosialistis yang dibuat oleh Hatta, yang menjadi dasar dari peradaban ekonomi kita, atau mau terus dengan liberalisasi, dengan libertarianisme bahkan,” komentar Rocky Gerung.
“Jadi debat-debat semacam ini musti ditempatkan di dalam paradigma persaingan ideologi. Kita punya nikel, nikel itu mau dipakai untuk industri dengan akibat bahwa akan ada penguasaan segelintir orang terhadap industri nikel itu, atau mau dipakai untuk rakyat?” tambahnya menjelaskan.***
