Network
"Apakah itu artinya, keberadaan Harun Masiku baru diketahui? TIDAK! Dimana Harun Masiku sudah sejak lama termonitor. Pada 5 Agustus lalu, di Melbourne, ketika ngobrol santai dengan Prof. Jimly Asshiddiqie," jelas Denny Indrayana," jelasnya lagi.
Namun berdasarkan keterangan Ketua MKMK tersebut, hukum di Indonesia saat ini hanya dijadikan alat politik saja, permainan, dan bagian dari strategi pemenangan Pilpres 2024 medatang.
"Info keberadaan Harun Masiku sudah terlacak. Lalu, kenapa belum juga ditangkap? Karena, terutama sekarang-sekarang ini, kasus hukum hanya menjadi alat bargaining politik. Hukum hanya alat permainan, dan bagian dari strategi pemenangan Pilpres 2024. Untuk menyerang lawan dan menyandera kawan. Artinya, jika ada kasus yang diangkat, dapat diduga itu adalah serangan kepada lawan politik," lanjutnya.
Telisik punya telisik, dalam cuitannya tersebut, Denny menduga bahwa Harun Masiku memiliki relasi dengan PDI-Perjuangan.
Dimana, jika Harun Masiku ditangkap lalu ditahan oleh pihak berwenang, maka hal ini akan berdampak pada PDI-Perjuangan.
Namun menurut Denny Indrayana, hal tersebut tidak akan pernah terjadi sebab tidak ada yang dapat melawan PDI-P dalam kasus ini kecuali Presiden Jokowi karena keduanya tampak sama-sama memiliki karakter yang kuat kuat dalam melakoni peran dalam cerita tersebut.
"Jadi, kalau Harun Masiku yang ditangkap, pukulan kerasnya patut diduga akan mengarah kepada PDI Perjuangan. Siapa yang berani menyerang PDI-P? Dugaan saya adalah Jokowi. Mengapa? Tanyakan langsung saja ke Pak Lurah. Ingat rumusnya, apapun jawabannya, yang benar adalah kebalikannya," pungkas Denny.***
