Berikut Lokasi Salat Idul Fitri untuk Muhammadiyah di Mataram

- 19 April 2023, 20:02 WIB
Lebaran lebih awal, berikut lokasi salat id untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, khususnya kota Mataram.
Lebaran lebih awal, berikut lokasi salat id untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, khususnya kota Mataram. /Canva/

ZONABANTEN.com - Diketahui bahwa Islam Muhammadiyah merayakan Idul Fitri lebih awal, yakni pada Jumat, 21 April 2023.

Oleh sebab itu, beberapa wilayah di Indonesia mempersiapkan lokasi salat id di tanggal tersebut, salah satunya kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWMU) Nusa Tenggara Barat (NTB) mempersiapkan tiga lokasi salat id untuk 21 April di kota Mataram.

Baca Juga: Prediksi Gimcheon Sangmu vs Jeonnam Dragons K League 2, Tim Asnawi Mangkualam Raih 1 Kali Menang dari 5 Laga

 

Ketiga lokasi tersebut di antaranya Kampus Muhammadiyah Mataram (Ummat), Darul Arqam di Batu Ringgit, serta Kompleks SMA Muhammadiyah di Jalan Anyelir.

Sebagai persiapan salat id, selain lokasi, panitia juga telah mempersiapkan imam dan juga khatib.

“Muhammadiyah telah memutuskan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah pada hari Jumat. Jadi pada hari itu, kita juga melaksanakan salat id dari ujung Sape sampai Ampenan kalau di NTB,” ujar Ketua PWMU Provinsi NTB, Falahuddin, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Kota Bandung dan Sekitarnya, Tanggal 20 April 2023

Sementara mengenai takbiran keliling, pihaknya belum berencana untuk melaksanakan hal tersebut. Menurutnya, fokus utama saat ini adalah mempersiapkan pelaksanaan salat id agar nyaman dan lancar.

Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan lain seperti penyaluran zakat, infaq, dan sedekah telah ditangani oleh Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu).

Menurut Falahuddin, Lazismu sudah menyiapkan ribuan paket untuk dikirimkan ke seluruh wilayah NTB.

Baca Juga: Jepang Menetapkan Aturan Baru Terkait Vaksinasi COVID-19 di Bulan Mei

Terkait dengan perbedaan waktu Hari Raya Idul Fitri, Falahuddin berpendapat  bahwa perbedaan yang ada dalam pelaksanaan ibadah merupakan keniscayaan.

“Tidak bisa dihindari perbedaan yang disebabkan lantaran perbedaan interpretasi dan metodologi dalam memahami teks yang ada. Yang terpenting yakni bagaimana kita saling menghargai, membangun sikap toleransi, tasamuh, dan perbedaan itu bagian dari bunga-bunga kehidupan,” jelasnya. ***

Editor: Rahman Wahid

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah