Ketupat Qunutan, Tradisi Betawi Malam Ramadhan ke 15

- 24 Februari 2023, 10:55 WIB
ilustrasi ketupat
ilustrasi ketupat /Instagram @infocilegon

 

ZONABANTEN.com - Ketupat merupakan makanan khas yang biasa ditemui ketika hari raya Idul Fitri, namun pada masyarakat Betawi ketupat bisa ditemui pada malam ke 15 bulan ramadhan.

Biasanya masyarakat Betawi disetiap rumah akan membuat ketupat, sayur labu, dan lauk pendamping yang sudah matang untuk dibawa ke musala atau masjid terdekat.

Tradisi tersebut disebut dengan malam qunutan atau kupatan. Tradisi qunutan merupakan bentuk
rasa syukur umat islam karena berhasil melewatkan separuh ramadhan, selain sebagai tradisi yang sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Betawi, malam qunutan juga dijadikan ajang untuk berbagi dengan sesama.

Malam qunutan biasanya digelar setelah shalat tarawih serta doa bersama, doa yang biasa
dibacakan ialah yassin dan tahlil baru kemudian bisa menyamtap ketupat, lauk beserta sayur labu
yang sudah disediakan.

Baca Juga: Profil Syifa Hadju, Pemeran Cathy dalam Film Bismillah Kunikahi Suamimu

Sejarah Ketupat di Indonesia
Ketupat yang terbuat dar beras kemudian dibungkus menggunakan anyaman daun kelapa muda
pertama diperkenalkan di Indonesia ketika Islam masuk ke tanah Jawa pada abad ke 15 saat
pemerintahan Kejaraan Demak.

Pada masa itu Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat pada
masyarakat Jawa yang sudah memiliki kepercayaan Kejawen. Memperkenalkan ketupat dilakukan
Sunan Kalijaga guna berdakwah dan meyebarkan islam

Filosofi Ketupat
Ketupat jika diartikan ialah ngaku lepat, yaitu mengakui kesalahan. Selain itu ayaman ketupat yang terlihat rumit memiliki makna hidup manusia penuh dengan lika-liku termasuk kesalahan di
dalamnya.

Bentuk segi empat yang dimiliki ketupat menggambarkan empat jenis nafsu dunia yaitu emosional, rasa lapar, rasa ingin memiliki, nafsu memaksakan diri.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Semua Amal Manusia Diangkat di Bulan Syaban (Bahasa Jawa)

Orang yang memakan ketupat jika digambarkan seperti telah mampu mengendalikan keempat nafsu tersebut, ketupat yang biasa diisi beras merupakan bentuk harapan agar hidup dihampiri oleh kemakmuran.

Akan dijumpai warna putih ketika membelah ketupat yang mencerminkan
permohonan maaf atas kesalahan dan keburukan.

Di Indonesia sendiri tradisi qunutan tidak hanya
dilakukan masyarakat Betawi saja, namun juga dilakukan masyarakat Banten, Jawa Barat dan Gorontalo.

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Ruangguru


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah