Baca Juga: Perbedaan Ujian, Adzab, dan Istidraj dalam Pandangan Islam, Hati-hati Jangan Termasuk Golongan Ini!
Perkumpulan itu terbentuk secara setempat dan spontan karena adanya dorongan senasib sepenanggungan sebagai keluarga pelaut.
Organisasi ini berkembang dengan pesat hingga ke luar Pulau Jawa dan memiliki nama yang berbeda-beda di beberapa daerah, seperti Persatuan Puteri Keluarga Angkatan Laut (PPKAL) di Lawang, Yogyakarta, Tegal, dan Pariaman, Ikatan Keluarga Angkatan Laut (IKAL) di Jakarta, Ikatan Wanita Angkatan Laut (IWAL) di Surabaya, dan lain-lain.
Kondisi tersebut menimbulkan suatu gagasan dari Ny. Raharti Subijakto selaku istri Kasal untuk menyatukan seluruh organisasi keluarga Angkatan Laut dengan mengadakan konferensi yang rencananya diadakan pada Mei 1955.
Sayangnya, rencana tersebut gagal karena IKAL Jakarta mengalami kesulitan untuk mendapatkan hubungan dengan organisasi keluarga Angkatan Laut di Komando-komando Daerah Maritim (KDM-KDM).
Setelah adanya kesepakatan antara IKAL Jakarta dan IWAL Surabaya, kedua organisasi ini memprakarsai untuk mengadakan pertemuan bagi seluruh organisasi pada tanggal 27-29 Agustus 1957, dengan nama Konferensi Jalasenastri.
Selanjutnya, organisasi wanita ALRI yang telah ada di beberapa daerah menjadi cabang dari Jalasenastri.
Jalasenastri juga melaksanakan Kongres I, II, dan III untuk melaksanakan konsolidasi dan memantapkan gerak mereka di bidang sosial, politik, dan budaya.
Hasil nyatanya adalah dengan ditetapkannya Jalasenastri sebagai satu-satunya organisasi istri anggota ALRI yang bersifat semi dinas.