Harga Daging Sapi Naik, 2022 Kementan Akan Impor Daging Sapi dan Kerbau 266.000 ton

- 22 Februari 2022, 17:32 WIB
Harga Daging Sapi Naik, 2022 Kementan Akan Impor Daging Sapi dan Kerbau 266.000 ton
Harga Daging Sapi Naik, 2022 Kementan Akan Impor Daging Sapi dan Kerbau 266.000 ton /pertanian.go.id

ZONABANTEN.com - Seiring informasi pergantian kenaikan harga bahan pokok, 2022 juga menjadi tahun kenaikan harga daging sapi maupun kerbau.

Harga daging sapi melonjak naik dikarenakan bukan produksi yang menurun melainkan jumlahnya tidak memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.

Dilansir dari tayangan youtube IDX Channel, pada 17 Januari 2022 lalu, Pemerintah telah menetapkan kuota impor daging sapi dan kerbau sebanyak 266.000 ton di tahun 2022.

Baca Juga: Hari Peringatan Masjid Istiqlal, Ketahui Sejarah Pembangunan Simbol Kebanggaan Indonesia Berikut

Kementrian Pertanian (Kementan) menyebutkan proyeksi konsumsi daging tahun ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sebesar 2,57 kilogram perkapita per tahun atau setara dengan 706.000 ton secara nasional.

Pemerintah menyebutkan bahwa besaran kilogram tersebut tidak mencukupi melihat kemampuan produksi dalam negeri hanya 304.000 ton dengan stok awal 62.000 ton.

Sekertaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Makmun menegaskan alokasi perhitungan ini telah dihitung bersamaan dengan kementrian terkait.

'Volume impor tersebut dipastikan mengalami penurunan sebesar 4,4 persen dari tahun 2021. Sayangnya pertumbuhan sapi terus tumbuh tetapi tidak mememnuhi kebutuhan daging sapi yang partisipasinya hanya 7 persen dari konsumsi pangan hewani.' kata Maknun.

Baca Juga: Batas Terakhir Penautan Kartu Prakerja Dengan Rekening Atau E-Wallet, Kapan? Cek Jadwalnya Sebelum Berakhir!

'Kemarin sudah dihitung bersamaan dengan kominfo, kemudian kementrian perdagangan, kementrian perindustrian dan kementrian terkait.'Kata Maknun.

Kementrian Pertanian (KEMENTAN) akan terus memastikan peningkatan produksi daging sapi lokal dengan berbagai program seperti usulan program integrasi lahan perkebunan dengan lahan peternakan sapi, dengan adanya 16 juta hektar lahan perkebunan sawit diharapkan menjadi ladang pakan ternak sapi.

Selain itu bentuk upaya lain yang dilakukan kementrian Pertanian (KEMENTAN) dengan penggunaan jenis sapi dan kerbau unggulan impor indukan sapi, peningkatan serta pelarangan pemotongan induk sapi produktif.

Sementara itu Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia atau PPSKI menilai pengembangbiakan sapi lokal masih merugikan.

Baca Juga: Berubah, Vaksinasi Booster bagi Lansia Bisa Diberikan setelah 3 Bulan Vaksinasi Primer

Ketua PPSKI menyebutkan biaya yang dikeluarkan peternak lebih besar dari harganya sehingga saat ini peternak lokal masih memilih opsi penggemukan ketimbang pembiakan. Mahalnya harga daging sapi disebabkan banyak faktor dalam negeri.

Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendro menjelaskan saat ini biaya memproduksi sapi saat ini tidak kurang dari 7 juta rupiah sehingga peternak lokal melihat usaha pembiakan secara ekonomis tidak menguntungkan kalau masih menggunakan harga yang berlaku sampai sekarang.

Tambahan 'pembiakan berasal dari sumber di hulu, sehingga peternak sapi tidak berminat saat melakukan pembiakan kebutuhan di konsumsi saat ini penggemukan lebih ekonomis dibandingkan pembiakan' kata Nanang.***

Editor: Bunga Angeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah