Network
ZONABANTEN.com - Setelah dikabarkan Status Gunung Anak Krakatau menjadi level II, gempa letusan dari gunung Anak Krakatau ini kembali tidak beraktivitas.
Dilansir dari Antara, Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau atau GAK yang letaknya ada di Perairan Selat Sunda antara Provinsi Banten dan Lampung
kini belum tercatat lagi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Pasauran Anyer, Banten, Deni Mardiono, Senin, 7 Februari 2022.
Meski Anak Kraktau tidak kembali beraktivias, masyarakat tetap mewaspadai mengingat ketinggian asap mencapai 1.500 meter pada Minggu, 6 Februari 2022.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Berstatus Waspada Level II
Pada saat itu juga, aktivitas Anak Gunung Krakatau terekam visual seismograf dengan tercatat tujuh kali letusan dan hembusan yang berkisar antara 25 sampai 50 meter dengan
amplitudo 0,5 - 42 mm.
Tercatat delapan kali vulkanik dangkal dan tujuh kali hembusan pada aktivitas Gunung Anak Krakatau ini.
Jarak maksimal kedekatan dengan Gunung Anak Krakatau yaitu dua kilometer dari kawah gunung sehubungan terjadi erupsi hingga letusan sebanyak tujuh kali.
Sehingga, baik nelayan maupun pelaku playaran tidak boleh mendekati kawah gunung karena bisa membahayakan.
Terkait dengan kejadian ini, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan juga tidak mudah menerima informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan atau berita hoaks.
Namun juga harus tetap waspada dengan mengikuti anjuran yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Deni Mardiono juga mengatakan bahwa letusan erupsi ini relatif kecil dan merupakan siklus periode empat tahunan.
Baca Juga: Ini Syarat Mendaftar Kartu Prakerja untuk Mendapatkan Bantuan Insentif Prakerja
Letusannya juga tidak mengeluarkan suara dentuman.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini ketinggian Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yaitu 158 meter dari sebelumnya 338 meter.
Berdasarkan pemantauan juga, aktivitas masyarakat pesisir Pantai Anyer dan sekitarnya relatif normal.
Masyarakat masih melakukan kegiatan ekonomi seperti biasa dengan membuka usaha warungan dan pegawai tetap bekerja.
Arus lalu lintas di daerah tersebut juga tergolong ramai baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.***
