Erick mengatakan negara-negara Asia Tenggara lain telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Menurutnya, Indonesia masih mengandalkan ekspor raw material atau bahan mentah ke negara lain.
Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.
Erick lalu menyampaikan proyek strategis nasional (PSN) selama 20 tahun yani mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp 30 triliun.
Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, Erick menilai bahwa proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun.
Baca Juga: Presiden Kunker ke Sumsel Untuk 'Groudbreaking' Proyek Hilirisasi Batubara
Jumlah tersebut dinilaii cukup untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.
Tak hanya dari investasi, Erick menilai PSN gasifikasi baru bara juga memberikan multiplier effect berupa menarik investasi asing lainnya.
Selain itu, gasifikasi batu bara juga memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN, hingga penyerapan tenaga kerja lokal.
Kerja sama gasifikasi batu bara mampu memberikan penghematan cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.