Ketiga jikalau pengunggah adalah juga bagian dari yang mark up, maka akan dilaporkan juga oleh Pemkot Yogyakarta.
Baca Juga: Penulis Novel Layangan Putus Mommy ASF Sesali Kehilangan Anak Kelima
Hal itu karena membuat berita palsu atau informasi yg tidak benar, yang menjadikan Kota Jogja menjadi korban dan jadi bulan-bulanan.
"Jadi membicarakan gugatan pengunggah itu, ketika posisi pengunggahnya belum diketahui sebagai bagian dari yang melakukan mark up atau sebagai korban. Dan di sinilah yg menjadi viral kemana-mana," kata Heroe.
Heroe kemudian mendapat informasi yang menginformasikan bahwa pengunggah sudah melakukan klarifikasi.
Pemberi informasi juga termasuk korban dan telah menghapus unggahan pertama. Si pengunggah juga termasuk yang merasa dipermainkan dengan kuitansi, bahkan ada dua dan berbeda.
Baca Juga: Bagaimana Membuat Sertifikasi Register UKM IKM, Cara Mudah Register Online
Heroe Poerwadi mengucapkan terima kasih atas klarifikasi dan kronologi kejadiannya, dan posisinya yang sudah jelas sebagai korban.
Maka saat itu juga, ia menyatakan tidak ada rencana gugatan kepada pengunggah tersebut. Karena posisinya sudah jelas bukan bagian dari yang mark up, dan malah jadi korban.
"Kesalahpahaman terjadi karena kecepatan informasi di medsos. Urutan kejadian jadi kacau. Jadi yang benar urutannya kejadiannya seperti itu. Ada momentum, ada teksnya dan ada konteksnya," jelasnya.