Wujudkan Pariwisata Berkualitas, Kemenparekraf Luncurkan ‘Carbon Footprint Calculator dan Offsetting’

- 8 Januari 2022, 19:29 WIB
Wujudkan Pariwisata Berkualitas, Kemenparekraf gandeng Jejak.in
Wujudkan Pariwisata Berkualitas, Kemenparekraf gandeng Jejak.in /kemenparekraf

ZONABANTEN.com - Mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan Jejak.in meluncurkan apliksi Carbon Footprint Calculator dan Offsetting.

Program Carbon Footprint Calculator (CFPC) merupakan upaya Kemenparekraf dalam melakukan pengimbangan nilai emisi yang telah dihasilkan.

Diharapkan, dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Golden Disc Awards 2022, BTS Sabet 4 Penghargaan

Kolaborasi ini bertujuan untuk menampilkan prototype aplikasi Carbon Footprint Calculator (CFPC). Hal tersebt dilakukan dalam rangka penguatan reputasi pariwisata menjelang Presidensi G20.

Hal tersebut juga bertujuan untuk membuat dan menguji platform aplikasi CFPC, sinergi inisiatif pelaku pariwisata di destinasi dalam rangka penerapan CFPC.

Selain itu juga untuk monitoring carbon-offset di destinasi menuju skema carbon trading di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno berharap program Carbon Footprint Calculator (CFPC), dapat meningkatkan nilai reputasi dan kepercayaan publik pada sektor pariwisata serta menguatkan gerakan climate friendly tourism.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Dapat Berubah Setelah Vaksin COVID Menurut Penelitian, Bisa Terlambat Sampai 47 Hari

Hal tersebut disampaikan saat peluncuran Showcase Carbon Footprint Calculator dan Offsetting yang dilakukan secara virtual pada Jumat, 7 Januari 2022.

"Saya sampaikan secara tegas bahwa kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif harus intended, bahwa isu-isu lingkungan ini menjadi isu utama kita. Maka hari ini kita kick off program ini, dan kita harapkan menjadi pembuka untuk berkolaborasi dengan banyak stakeholder. Kita pastikan gerakan ini menjadi gerakan nasional yang mengatasi berbagai krisis akibat perubahan iklim dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan," jelasnya.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa menurut data, industri pariwisata secara global menyumbang delapan persen dari emisi karbon dunia.

Baca Juga: Bursa Transfer: Ini Dia Pengganti Trippier, Gareth Bale Pensiun, Coutinho ke Aston Villa, Paul Pogba…

Oleh sebab itu, ia mengajak wisatawan untuk memperhatikan jejak karbon (carbon footprint) saat berwisata demi pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Sandiaga juga menyampaikan, "Keberlanjutan ekonomi dan kelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan itu adalah satu kaitan nada, dan ini sesuai dengan tren pariwisata personalized, customized, localize, dan smallers impact."

Sementara itu, CEO Jejak.in, Arfan Arlanda menyampaikan bangga dengan inisiatif Kemenparekraf untuk menjalankan pariwisata yang ramah lingkungan.

Ia berharap program ini secara signifikan mendukung perubahan iklim dan capaian target emisi di Indonesia.

Baca Juga: Pria China Ini Diculik Saat Masih Kecil, Bisa Kembali Ke Rumah Karena Menggambar Peta Desa Dari Ingatannya

"Semoga inisiatif yang luar biasa ini tidak berhenti sampai di sini, dan bisa diimplementasi ke seluruh industri pariwisata, di sektor swasta sebagai pelaku ekonomi langsung sehingga memberikan dampak yang sangat besar untuk di Indonesia," ungkapnya.

Program Carbon Footprint Calculator (CFPC) dapat diakses pada laman Indonesia.travel page.

Pada fase awal, Kemenparekraf mengajak masyarakat untuk menyerap jejak karbon dengan menambah jumlah pohon di lingkungan sekitar.

Di fase ini, pohon yang terkumpul akan ditanam di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta.

Baca Juga: Tak Disangka, Shin Tae-yong Belajar Tentang Islam Semenjak Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Ini Penyebabnya

Selain itu Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa Tengah dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur juga akan menjadi tempat penambahan pohon yang berasal dari program ini.

Nantinya, pohon yang telah terkumpul dan ditanam akan dijaga melalui proses pemantauan yang dilakukan oleh LindungiHutan di kawasan konservasi yang disepakati bersama.

Pemantauan pada penanaman dan pertumbuhan pohon akan dilakukan secara berkala dengan menggunakan sistem pelaporan dari Jejak.in yang dapat diakses kapan saja.

Dalam kesempatan tersebut Menparekraf didampingi oleh Wakil Menteri Kemenparekraf/Baparekraf, Angela Tanoesoedibjo; Sekretaris Kemenparekraf/ Sekretaris Utama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani; Staf Ahli Menparekraf Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, F. X. Teguh, dan pejabat di lingkungan Kemenparekraf.

Baca Juga: Tak Disangka, Shin Tae-yong Belajar Tentang Islam Semenjak Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Ini Penyebabnya

Hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Odo RM Manuhutu; Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia, David Makes; Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK, Laksmi Dhewanthi; serta Chief of Public Policy and Government Relations at GO To Group, Shinto Nugroho.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah