Diawali penyerangan dari pasukan sekutu ke penjara Kalisosok, pasukan sekutu membebaskan tawanan perang, termasuk tawanan perang Belanda.
Selain itu, tentara sekutu juga menduduki tempat-tempat penting, seperti Pangkalan Udara Tanjung Perak, dan Gedung Internatio.
Hal tersebut menimbulkan perlawanan dari para pemuda Surabaya, yang kemudian menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby, pemimpin pasukan sekutu.
Sehingga membuat hubungan Inggris dan Indonesia renggang.
Baca Juga: Pemain Squid Game Hadiri Acara Promosi di Los Angeles
Inggris kemudian mengeluarkan ultimatum agar para pemuda Surabaya menyerah paling lambat 10 November 1945 pukul 06.00.
Setelah menerima surat yang berisi ultimatum untuk menyerahkan diri, Komandan Pertahanan Kota, Soengkono, mengumpulkan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) hingga Tentara Pelajar.
Tapi, para pemuda Surabaya tidak mematuhi ultimatum Inggris dan tetap maju membela tanah air. Soengkono memberikan dua pilihan.
Baca Juga: Kondisi Myanmar Memburuk, Lebih dari 160 Rumah Dibakar, Termasuk Gereja dan 37 Ribu Orang Mengungsi
Pertama, mempersilahkan siapa pun untuk meninggalkan kota Surabaya dan mencari keamanan.