Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, IDAI Siap Membantu Proses Vaksinasi Anak Usia 6 Tahun Ke Atas

- 2 November 2021, 22:20 WIB
Ilustrasi vaksinasi anak. Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, IDAI Siap Membantu Proses Vaksinasi Anak Usia 6 Tahun Ke Atas
Ilustrasi vaksinasi anak. Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, IDAI Siap Membantu Proses Vaksinasi Anak Usia 6 Tahun Ke Atas /Pixabay/12019/

ZONABANTEN.com – Usai dikeluarkan izin penggunaan Coronavac produksi Sinovac untuk anak berusia 6 - 11tahun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam keadaan emergensi vaksin guna dimulainya pembelajaran tatap muka, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan adanya pembaruan perihal vaksinasi COVID-19 (Coronavac) untuk anak usia 6 tahun sampai 11 tahun.

"Rekomendasi terbaru ini dikeluarkan sebab anak juga bisa tertular atau menularkan virus corona pada orang dewasa di sekelilingnya (orangtua, keluarga, tetangga, teman orang lain yang tinggal serumah, atau guru di sekolah pada saat pembelajaran tatap muka) walaupun tidak ada gejala," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dalam keterangannya pada Selasa.

Piprim mengukur secara terus menerus seberapa penting pengendalian penularan dan transmisi COVID-19 di Indonesia.

“Diketahui  sejumlah laporan dari hasil pembelajaran tatap muka dari berbagai negara bahkan dunia yang mengatakan adanya peningkatan kasus rawat inap pasien anak terinfeksi COVID-19," imbuh Piprim.

Baca Juga: Hampir 90 Negara Bergabung Dalam Pakta untuk Memangkas Emisi Metana

Data Satuan Tugas COVID-19 Nasional per 1 November 2021 memperlihatkan bagian kasus anak terinfeksi COVID-19 sebesar 13persen.

Oleh sebab itu IDAI menyarankan pemberian imunisasi COVID-19 Coronavac terhadap anak yang berusia 6 sampai 11 tahun, di mana vaksinCoronovac disalurkan secara intramuskular dengan dosis 3ug (0,5 ml) sebanyak dua kali, jarak dosis pertama ke dosis kedua adalah 4 minggu.

IDAI pun menegaskan bahwa vaksinasi ini tidak disarankan pada anak yang mempunyai juga mengalami kontraindikasi seperti defi siensi imunprimer, penyakit autoimun tidak terkontrol, penyakit Sindrom Gullian Barre, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis.

Vaksin ini juga tidak diperbolehkan untuk anak penderita kanker,  yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi, atau yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x