Keluarga Sultan Aceh Meminta Bantuan Kepada Presiden Turki Terkait Situs Sejarah Warisan Islam

- 6 Oktober 2021, 23:03 WIB
Keluarga Sultan Aceh Meminta Bantuan Kepada Presiden Turki Terkait Situs Sejarah Warisan Islam
Keluarga Sultan Aceh Meminta Bantuan Kepada Presiden Turki Terkait Situs Sejarah Warisan Islam /Pixabay/LoggaWiggler

ZONABANTEN.com - Demi mengatasi kondisi darurat yang dirasakan warga Aceh, baru-baru ini keturunan Sultan Aceh, Cut Putri mengirimkan surat resmi permohonan bantuan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Permohonan bantuan tersebut terkait dengan situs sejarah warisan islam yang dikhawatirkan terancam punah.

"Surat itu berisi permohonan bantuan kepada pemimpin Turki untuk membantu Aceh yang kini tengah berada dalam kondisi darurat," kata Cut Putri dalam keterangannya, di Banda Aceh, pada hari Rabu, 6 Oktober 2021, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Akan Main Bola di Banten International Stadium? Begini Kata Gubernur Wahidin Halim

Dalam suratnya tersebut Cut Putri mengatakan, bahwa saat ini Aceh sudah membutuhkan bantuan Turki untuk membantu menyelamatkan khazanah dan warisan Islam Asia Tenggara di Aceh yang sedang kritis dan terancam dimusnahkan.

Selain itu Cut Putri menyampaikan, situs sejarah makam kuno para raja dan ulama kesultanan Aceh Darussalam, termasuk makam para ulama dan perwira pasukan Turki Usmani yang dulu dikirim oleh Sultan Turki Utsmani untuk membantu Kesultanan Aceh.

Situs yang paling terancam, kata Cut Putri, adalah khazanah peninggalan sejarah peradaban bangsa Turki di kawasan situs sejarah istana Darul Makmur Kuta Farushah Pindi Gampong Pande Banda Aceh, yang terancam musnah dengan dibangunnya proyek IPAL Banda Aceh.

Baca Juga: Tottenham Hotspur: Jarang Dimainkan Nuno Espirito Santo, Harry Winks Buka Peluang ke Italia

"Kawasan bersejarah berisi ribuan makam para raja dan ulama kesultanan Aceh Darussalam dan peninggalan bangunan-bangunan kuno," ujarnya.

Cut Putri menuturkan, selama bertahun-tahun proyek IPAL diprotes oleh rakyat Aceh, segala usaha damai sudah dilakukan oleh segenap rakyat Aceh untuk menyadarkan para pemimpin yang hendak memusnahkan warisan budaya Islam di Aceh.

"Para raja dan ulama kesultanan Aceh adalah para aulia, pendiri tonggak sejarah tegaknya dakwah Islam di Asia Tenggara, yang telah memilih tanah Aceh sebagai tempat bersemayam tulang belulangnya," kata Cut Putri.

Baca Juga: Swedia Hentikan Sementara Vaksin Moderna untuk Usia Muda, Ada Apa?

Oleh karena itu, lanjut Cut Putri, pihaknya menyatakan bahwa Aceh dalam kondisi darurat dan sangat membutuhkan bantuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, serta dukungan dari segenap rakyat Turki.

Cut Putri menuturkan, sebelumnya mereka sudah membincangkan hal ini secara langsung dengan Wakil Perdana Menteri Turki dalam kunjungan kenegaraan bersama Duta Besar Turki.

"Besar harapan kami agar Presiden Recep Tayyip Erdogan bersama segenap rakyat Turki dapat membantu kami di sini yang sedang berjuang," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Timnas Indonesia vs Chinese Taipei di Indosiar dan Vidio 7 Oktober 2021, Kualifikasi Piala Asia

Dalam kesempatan ini, Cut Putri juga menerangkan, hubungan diplomatik antara Kesultanan Aceh dan Turki telah terjalin sejak ratusan tahun lalu. Kesultanan Aceh dan Turki kerap saling membantu dalam dakwah Islam dan untuk melawan penjajahan.

"Sejarah juga mencatat eratnya korespondensi antar kedua negara, termasuk permohonan bantuan dari para Sultan Aceh kepada Turki, saat Aceh berada dalam kondisi darurat," demikian Cut Putri.

Seperti diketahui, pemerintah Banda Aceh kembali melanjutkan pembangunan proyek IPAL di Gampong Pande kota setempat pada akhir Februari 2021. Bangunan itu sempat dihentikan karena banyak ditemukan situs bersejarah seperti nisan makam raja dan ulama Aceh pada 2017 lalu.

Baca Juga: Mitos Atau Fakta Nasi Kemarin Bagus Untuk Diabetes, Simak Ulasan Lebih Lengkapnya!

Namun kemudian kelanjutan pembangunan tersebut menuai kritikan serta penolakan dari berbagai kalangan masyarakat Aceh, terutama warga setempat, budayawan hingga keturunan Raja Aceh.***

 

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah