Penyebab Terjadinya Gejala Delirium Pada Pasien COVID-19

- 16 Desember 2020, 22:53 WIB
Ini Tanda-tanda 'Delirium' Gejala Baru Covid-19, Diantaranya Alami Mood Swing, Berhalusinasi
Ini Tanda-tanda 'Delirium' Gejala Baru Covid-19, Diantaranya Alami Mood Swing, Berhalusinasi /Freepik

ZONABANTEN.com-  Salah satu hal yang penting untuk diketahui terkait pandemi COVID-19 adalah mengenai gejala-gejala yang mungkin muncul. Penting untuk bisa mendeteksi sedini mungkin orang yang terindikasi mengalami gejala COVID-19 agar tidak semakin menyebar secara luas.

Gejala COVID-19 yang dialami setiap orang dapat beragam. Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19. Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Gejala yang paling umum diantaranya seperti demam, batuk kering, dan kelelahan. Gejala yang sedikit tidak umum diantaranya seperti rasa tidak nyaman dan nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki.

Baca Juga: Hati-hati, Marak Ajakan Klik Situs PalsuKartu Prakerja di Media Sosial

Baru-baru ini ditemukan gejala baru dari COVID-19 yaitu delirium. Orang yang mengalami delirium akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, suka melamun atau lambat dalam bereaksi, daya ingat menurun, kesulitan berbicara, berhalusinasi, mood swing, gelisah dan kebiasan tidur yang berubah.

Menurut studi yang dilakukan oleh Javier Correa seorang peneliti Universitas Oberta de Catalunya (UOC). Delirium adalah kondisi kebingungan dimana seseorang merasa tidak berhubungan dengan kenyataan seolah-olah mereka sedang bermimpi.

Pasien COVID-19 bisa mengalami delirium karena adanya infeksi langsung ke jaringan otak, inflamasi (peradangan) jaringan parenkim otak, ensefalopati, gagal nafas yang menyebabkan kekurangan oksigen ke otak dan hiperkoagulasi (pengentalan darah yang hebat) yang mengganggu aliran darah ke otak.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Seseorang Sulit Berhenti Scrolling Media Sosial, Awas Kecanduan!

Delirium umumnya dapat dilacak ke satu atau lebih faktor yang berkontribusi, seperti penyakit parah atau kronis, perubahan keseimbangan metabolik (seperti natrium rendah), pengobatan, infeksi, pembedahan, atau alkohol atau keracunan atau penarikan obat.

Halaman:

Editor: Bondan

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah