ZONABANTEN.com - Usai ramai-ramai Guru Besar bentuk petisi terhadap sikap Jokowi, kini mahasiswa mulai gerakan aksi.
Gerakan mahasiswa yang di pusatkan di Kampus Trisakti, Jakarta Barat ini, setidaknya membawa empat tuntutan.
Yang mana dua tuntutan terpenting dari tuntutan mahasiswa itu diantaranya adalah mendorong pemakzulan Presiden Joko Widodo, serta boikot partai politik yang tidak mendukung pemakzulan.
Baca Juga: Mau Beli Pernak-Pernik Imlek? Mampir ke Pasar Lama Kota Tangerang, Harganya Murah Produknya Meriah
Adapun tuntutan dibuat setelah mahasiswa melihat adanya indikasi pelanggaran etika demokrasi yang dilakukan presiden.
Sementara itu, Rocky Gerung selaku kritikus dan pengamat politik juga ikut memberikan pandangannya mengenai aksi ini.
Ketika ditanyai soal aksi ini, Rocky beranggapan bahwa apa yang sedang terjadi di kampus-kampus sudah tidak mungkin dihalangi lagi.
Baca Juga: Sejarah Hari Balet Sedunia 7 Februari, Seni Tari yang Mulai Dikenal Sejak Masa Renaisans
“Energi kampus itu tidak mungkin dihalangi oleh bahkan intel paling nekat sekalipun… Ini adalah ‘zeitgeist’ kalo pakai bahasa Jerman itu, semangat jaman yang nggak mungkin dihentikan oleh kekuasaaan,” kata Rocky Gerung dalam wawancara bersama FNN di channel YouTube Rocky Gerung Official.
Tetapi aksi mahasiswa ini terjadi kala Indonesia berada dalam suasana kontestasi Pemilu, beberapa orang berpikir bahwa aksi ini mungkin di-endorse kalangan tertentu demi kepentingan politik tertentu.
Baca Juga: Warga Kota Tangerang Harus Tahu, Ini Larangan saat Nyoblos di Bilik Suara, Awas Kena Denda!
Namun begitu, Rocky Gerung menilai bahwa eskalasi ini meningkat lantaran kondisi yang alami, yaitu bahwa perbaikan etika demokrasi tak jua terlihat dari gerak-gerik presiden.
Apa lagi setelah keluarnya putusan DKPP yang memberikan sanksi peringatan keras terhadap Ketua KPU Hasyim Asy’ari, atas pelanggaran etik.
“Eskalasi itu terjadi bukan karena pekerjaan susup-menyusup… Tetapi cara berpikir kampus itu dengan sendirinya akan muncul kalau keadaan tidak memberi mereka harapan,” kata Rocky Gerung.***