Geopark Ciletuh Itu Dimana?

18 April 2020, 19:30 WIB
Exit Tol Cigombong , Sukabumi, salah satu akses menuju Geopark Ciletuh //Erie W. Adji

ZONABANTEN.com - Ciletuh Geopark di Sukabumi jika menentukan titik tolaknya dari area seputaran Jembatan Semanggi Jakarta memilik jarak tempuh sekitar 168 kilometer. Jika memakai perkiraan waktu tempuh dari Google Map maka jarak tersebut akan bisa dijalani pada kisaran 4 jam. Tentu sangat membuka kesempatan untuk menyambangi satu warisan alam dunia itu dengan kendaraan mobil pribadi.

Sekilas memang tidak terlampau lama, apalagi jika mengingat jarak serta waktu tempuh ke kota Bandung dari titik tolak yang sama. Apalagi keberadaan jalur bebas hambatan alias tol yang sudah bisa membuat Anda sampai di gerbang Cigombong (Sukabumi) dalam waktu memuat waktu tempuh di atas sudah ada diskon waktu sekitar 2 jam dibandingkan sebelumnya lewat jalur Ciawi Bogor.

Memang berkurangnya waktu tempuh itu lebih bisa ditempuh jika perjalanan dilakukan pada saat hari kerja atau kalaupun saat akhir pekan maka pemberangkatannya pada pagi hari saat fajar baru menyingsing.

Baca Juga: Sepeda Menjadi Olahraga Favorit, Berikut Spesifikasi Harga Sepeda MTB Polygon Xtrada 5

Paling tidak niat hati untuk berkunjung ke area Sukabumi belum sempat terkontaminasi kemacetan pada jalur arteri di seputaran Ciawi-Lido sebagaiman bertahun sebelumnya. Memang saat keluar dari tol menuju arah Cibadak masih akan menemui sejumlah titik kemacetan. Area Benda, Cicurug, Parung Kuda, hingga pertigaan jalan Pamuyuran terdapat sejumlah perempatan, pertigaan, hingga pasar yang arus lalu lintasnya terbilang padat.

Beri toleransi waktu tempuh tambahan untuk ruas-ruas jalan tersebut 20-30 menit sebelum sampai di pertigaan Pamuyuran dimana tanda paling mudah untuk memastikannya adalah keberadaan billboard kecil bertuliskan PT Indonesia Power. Dan dengan masuk ke jalur ini maka bisa disebut kalau Anda sudah mengarah ke kota Pelabuhan Ratu sebagai check point pertama sebelum Ciletuh.

Nah, yang perlu diperhatikan saat melintasi jalur menuju Pelabuhan Ratu adalah sempitnya jalan. Praktis hampir seluruh jalan lebarnya tak lebih dari lima meter, ditambah banyak tikungan patah serta tikungan ganda. Belum lagi kontur jalan yang tidak rata meskipun permukaan aspalnya termasuk mulus. Sebab jalur Pamuyuran hingga ke kota Pelabuhan Ratu yang jauhnya sekitar 37 kilometer itu merupakan jalur perbukitan.

Baca Juga: Resmi! Sirkuit Jerez Spanyol Jadi Pembuka MotoGP 2020, Balapan Perdana 19 Juli

Kewaspadaan untuk menjaga kecepatan sekaligus arah laju kendaraan, sangat diperlukan mengingat sepanjang jalur merupakan area perkebunan dan juga pemukiman yang terbilang ramai.

Minimal perlu perhatian ekstra terhadap pengendara motor yang bisa tiba-tiba keluar dari jalur pemukiman. Jangan takut tersesat karena selain sinyal telekomunikasi untuk menghidupkan GPS bisa dibilang senantiasa tersedia. Penduduk yang Anda temui di jalan juga cukup efektif bisa menujukkan arah menuju kota Pelabuhan Ratu.

Di sepanjang jalur juga terdapat banyak minimarket terkenal serta SPBU Pertamina. Rambu penunjuk jalan juga bisa disebut terpampang rapi di sepanjang jalan.

Kalau sudah begitu silakan menikmati variasi pemandangan sisi kanan kiri yang bergantian mulai dari perkebunan karet, kelapa sawit, kebun teh, sampai sawah. Sehingga sangat disarankan untuk mulai menempuh perjalanan pagi hari agar variasi pemandangan bisa tertangkap mata dengan nikmatnya.

Harap waspada, jalur menuju Ciletuh penuh dengan tikungan Erie W. Adji

Kalaupun ada hal lain yang juga perlu diwaspadai adalah banyaknya tanjakan serta turunan curam yang sering diselingi tikungan tajam. Tak heran kalau garis pembatas jalan jarang yang putus-putus di seluruh rute tersebut.

Seandainya ingin berhenti jika menemukan lokasi apik untuk sekadar selfie wajib cari posisi parkir yang aman agar tak mengganggu arus lalu lintas yang ramai. Sebab jalur yang berada di kaki ataupun punggung Gunung Salak dan Halimun itu merupakan salah satu jalur utama dari kota Pelabuhan Ratu ke kota Sukabumi.

Jangan lupa untuk tetap menjaga konsenterasi selama di perjalanan patut dijaga terutama bagi yang pertama kali melewati jalur itu karena variasi jalannya relatif menguras konsenterasi dan tenaga. Tentu saja, kondisi kendaraan seharusnya dipastikan sebelumnya dalam kondisi sangat laik jalan.

Baca Juga: Mitsubishi Eclipse Cross, SUV Modern dengan Beragam Fitur Futuristik

Keseluruhan rute yang akan menghabiskan waktu sekitar satu jam itu akan menghantarkan Anda untuk sampai di kota Pelabuhan Ratu. Disarankan untuk mengambil sesi istirahat yang cukup, silakan menuju lokasi seputaran

Alun-alun Pelabuhan Ratu yang berdiri pusat pertokoan serta rumah makan modern. Efektif untuk rehat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju Ciletuh Geopark.

Usai melewati jalur ‘stage pertama’ Pamuyuran-Pelabuhan sebenarnya sudah cukup memory soal kontur jalan Pelabuhan Ratu-Ciletuh. Karena jalur ‘stage kedua’ ini kontur jalannya sendiri tidak jauh berbeda, masih tetap bervariasi dengan jalur yang tidak lebar, adanya tanjakan serta turunan, dan tentu saja tikungan tajam. Arus lalu lintas menuju Ciletuh juga bukan jalur yang sepi. Karena menuju Ciletuh dari Pelabuhan Ratu akan menggunakan Jalan Provinsi yang sama menuju kota Jampang Tengah maupun Ujung Genteng.

Baca Juga: Singkatan Kata WD-40 Yang Bikin Penasaran

Untuk pemandangan sepanjang jalan banyak dihiasi pepohonan serta semak belukar di sisi perbukitan. Pemandangan kebun karet serta pemukiman penduduk akan silih berganti. Variasi pemandangan itu bakal jadi teman perjalanan selama waktu tempuh sekitar 1 jam 15 menit.

Di sepanjang jalan sejauh 38,5 kilometer itu juga masih akan tersedia minimarket maupun SPBU sehingga enggak perlu takut kehabisan bahan bakar atau sekadar menambah ransum makanan kecil. Untuk bahan bakar yang umumnya tersedia di SPBU sejak wilayah Pamuyuran adalah Pertamax 92, Pertalite, dan Pertamina Dex.

Komplek perkebunan Walagri Jati Utama adalah saah satu into masuk menuju Ciletuh Geopark /Erie W. Adji

Penanda bahwa perjalanan sudah masuk komplek Ciletuh Geopark akan ditegaskan jika menemukan kantor Polsek Simpenan dan setelahnya akan terdapat pertigaan. Jalur ke kiri menuju Kiara Dua ataupun Jampang Tengah, sementara ke kanan menuju Ciletuh Geopark.

Perlu kembali diingat, meski permukaan aspalnya relatif lebih mulus, karakter jalan di kompleks Ciletuh Geopark masih tidak banyak berbeda. Berisi barisan tanjakan, turunan, tikungan, dan arus lalu lintas yang ramai. Pengendara motor juga masih harus patut diwaspadai mengingat jumlahnya yang lumayan banyak.

Beberapa sekolah dasar yang lokasi persis tepi jalan juga harus diperhatikan, terutama jika Anda berkunjung di hari kerja dan bertepatan jam bubar sekolah. Banyak anak sekolah yang berjalan kaki maupun bersepeda.

Di sepanjang jalan banyak penunjuk arah /Erie W. Adji

Titik kunjung yang paling mudah dijangkau dari jalan utama untuk melihat misteri alam di kompleks seluas 1.280 kilometer persegi itu paling tidak ada tiga. Pertama, Panenjoan yang bagaikan puncak dari ‘amfitetare alam’ Ciletuh. Di sekitarnya terdapat tiga air terjun paling terkenal yaitu Curug Awang, Curug Tengah, dan Curug Manik. Lokasi ini bisa dijangkau setidaknya 15 menit sejak melewati Polsek Simpenan.

Lokasi kedua adalah Pantai Wauran, ini merupakan pantai alami berupa teluk yang dalam sejarah geologinya merupakan bagian dalam lautan di 60 juta tahun lalu. Ini bisa ditempuh pada kisaran 15 menit dari Panenjoan.

Baca Juga: Viral, Bule Bikin Kontet Yamaha NMAX dan Honda PCX Di Bali

Dan lokasi terakhir adalah Bukit Darma yang menjadi titik favorit untuk mengabadikan komplek Ciletuh seperti yang tersebar di berbagai media. Bukit yang bisa dilalui usai melewati sejumlah tanjakan curam (kecuramannya hampir 45 derajat) dan juga tukungan tajam itu perjalanannya sekitar 10 menit dari Pantai Wauran.

Selamat berkunjung dan menikmati keajaiban alam yang dahsyat di Ciletuh…***

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler