Latar Belakang Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Bukti Kekuatan Tentara Indonesia

21 Februari 2022, 22:07 WIB
Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 di Taman Budaya Yogyakarta/Instagram Jogja Seni /

ZONABANTEN.com - Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terjadi di Yogyakarta merupakan satu dari berbagai penyerangan yang terjadi di Indonesia setelah merdeka.

Bagaimana Serangan Umum 1 Maret 1949 dapat terjadi? Simak latar belakangnya di bawah ini yang dilansir dari situs resmi kemdikbud.

Serangan Umum 1 Maret 1949 bermula dari Agresi Militer Belanda ke-II pada 19 Desember 1948.

Baca Juga: Ada Hari Tanpa Bayangan Matahari di Indonesia, Kapan? Berikut Jadwal dan Lokasi untuk Melihatnya

Saat itu Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia karena situasi di Jakarta tidak aman pasca-proklamasi kemerdekaan.

Namun Belanda justru berhasil menduduki Yogyakarta dan melakukan propaganda dengan menyebarkan berita ke dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada.

Hal tersebut memperparah kondisi ibukota yang dari semula sudah sangat tidak kondusif. Juga membawa dampak bagi Indonesia yang sedang bersidang di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga: Miris! Wanita Ini Berhubungan Intim dengan 9 Siswa SMA Dengan Imbalan Vapor Pen

Akhirnya Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono IX , mengirimkan surat kepada Letnan Jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan.

Jenderal Sudirman menyetujuinya dan meminta Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

Serangan besar-besaran itu dilakukan serentak di seluruh wilayah Yogyakarta pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB.

Dalam penyerangan tersebut, Letkol Soeharto langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 23 Ditutup Kapan? Ini Prediksi Jadwal Penutupan dan Pengumuman Kelolosan 

Sektor Timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dan timur dipimpin Mayor Sardjono, dan sektor utara oleh Mayor Kusno.

Sementara itu, untuk sektor kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.

Sesuai rencana, TNI berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, seluruh pasukkan TNI mundur.

Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 telah membuktikan bahwa eksistensi tentara Indonesia masih ada, sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: NU Tetapkan Tanggal Awal Bulan Ramadhan 2022 Berdasarkan Hilal, Simak Berikut Ini 

Kini, peristiwa tersebut telah diabadikan dalam sebuah Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terletak di area sekitar Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 

Monumen tersebut didirikan guna memperingati perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat dalam memperjuangkan kekuatan Indonesia.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler