“Ini adalah wajib dan tidak ada cara untuk melewatkan peraturan karena mereka harus memastikan kepatuhan dengan standar internasional,” ujar Shahidullah Azim, salah satu pejabat BGMEA.
Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Pusat Penelitian Sungai dan Delta (River and Delta Research Center) menunjukkan, polusi dan pencemaran dalam air sungai selama musim kemarau ini jauh di atas tingkat standar. Survei mengidentifikasi limbah industri sebagai penyebab utama.
“Sungai Buriganga yang dulunya segar dan perkasa kini berada di ambang kematian karena merajalelanya pembuangan limbah industri dan limbah manusia,” ujar Sharif Jamil dari kelompok lingkungan hidup Bangladesh Paribesh Andolon.
“Tidak ada ikan atau kehidupan air di sungai ini selama musim kemarau. Kami menyebutnya mati secara biologis,” ungkapnya. ***