HIngga akhirnya Kementerian Keuangan mengatakan Sri Lanka hanya memiliki $25 juta dalam cadangan devisa yang dapat digunakan.
Hal itu membuat negara itu tidak memiliki kemampuan untuk membayar impor, apalagi membayar miliaran utang.
Sementara itu, nilai rupee Sri Lanka melemah menjadi sekitar 360 hingga $1.
Itu membuat biaya impor menjadi lebih mahal. Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sekitar $7 miliar pinjaman luar negeri yang jatuh tempo tahun ini dari $25 miliar yang akan dilunasi pada tahun 2026.
Informasi menarik lainnya KLIK DISINI***