Sri Lanka Bangkrut, Korupsi Jadi Alasan Utama?

- 28 Juni 2022, 16:03 WIB
Sri Lanka terus mengalami keterpurukan ekonomi, sehingga hampir kehabisan bensin dan solar serta harus menutup kilang minyak.
Sri Lanka terus mengalami keterpurukan ekonomi, sehingga hampir kehabisan bensin dan solar serta harus menutup kilang minyak. /Reuters/Dinuka Liyanawatte

Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri setelah berminggu-minggu protes anti-pemerintah yang akhirnya berubah menjadi kekerasan.

Kondisinya telah memburuk selama beberapa tahun terakhir.

Pada 2019, bom bunuh diri Paskah di gereja dan hotel menewaskan lebih dari 260 orang.

Hal itu jelas menghancurkan pariwisata yang jadi sumber utama devisa.

Pemerintah perlu meningkatkan pendapatannya karena utang luar negeri untuk proyek infrastruktur besar melonjak, tetapi Rajapaksa malah mendorong pemotongan pajak terbesar dalam sejarah Sri Lanka.

Kreditur menurunkan peringkat Sri Lanka, menghalanginya untuk meminjam lebih banyak uang karena cadangan devisanya merosot. Kemudian pariwisata kembali datar selama pandemi.

ppdbBaca Juga: PPDB SMP Negeri Kota Tangerang: Cek Hasil Seleksi DISINI

Pada April 2021, Rajapaksa tiba-tiba melarang impor pupuk kimia.

Dorongan untuk pertanian organik mengejutkan petani dan menghancurkan tanaman padi pokok, mendorong harga lebih tinggi.

Untuk menghemat devisa, impor barang lain yang dianggap mewah juga dilarang. Sementara itu, perang Ukraina telah mendorong harga makanan dan minyak lebih tinggi. Inflasi mendekati 40% di bulan Mei.

Halaman:

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Yahoo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah