Mereka justru menginginkan perjanjian yang memungkinkan para warga sipil pergi dari kota itu.
Gempuran serangan Rusia yang terus menerus serta gencatan senjata yang tidak dijalankan, kata batalyon itu, telah membuat evakuasi mustahil dilaksanakan.
“Karena itu saya meminta agar jaminan-jaminan ini ditegakkan. Hanya dengan bantuan pihak ketigalah para warga sipil bisa meninggalkan daerah ini,” kata wakil komandan Azov Svyatoslav Palamar, melalui rekaman video.
Baca Juga: Cara Menghatamkan 30 Juz Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
Azov, kata Palamar, sudah meminta Podolyak dan Arakhamia (perunding lainnya dari Ukraina) untuk datang ke Mariupol untuk menjalankan perundingan dengan para negosiator utama Rusia. ***