Pada saat itu terbukti bahwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011 kali ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah Jepang.
Saat pencarian korban berlanjut, jumlah resmi dari mereka yang dipastikan tewas atau masih hilang naik menjadi sekitar 28.500.
Namun, karena lebih banyak orang yang dianggap hilang ternyata masih hidup, angka itu mulai turun; pada akhir tahun 2011 telah berkurang menjadi sekitar 19.300.
Pada akhirnya, jumlah resmi untuk jumlah orang yang dipastikan tewas atau terdaftar hilang akibat bencana dahsyat gempa bumi dan tsunami itu sekitar 18.500 orang.
Baca Juga: Kamu Penggemar Harry Potter? Berikut Hal-hal yang Ternyata Disesali JK Rowling, Penulisnya
Tak sampai disitu, peristiwa bencana ini juga berdampak pada keadaan darurat nuklir, dan membuat Pemerintah Jepang mengeluarkan perintah evakuasi penduduk yang tinggal dalam radius 1,9 mil atau 3 kilometer dari pembangkit listrik.
Selama keadaan darurat, masing-masing dari tiga reaktor nuklir yang beroperasi di PLTN Fukushima berhasil ditutup, namun daya cadangan dan sistem pendinginnya gagal.
Akibatnya, panas sisa menyebabkan batang bahan bakar di ketiga reaktor meleleh sebagian.
Tak lama berselang, terjadi ledakan yang dihasilkan dari penumpukan gas hidrogen bertekanan di bangunan penahan luar yang melingkupi reaktor 1, 2, dan 3,
Baca Juga: Hasil Liga Inggris, Chelsea Kalahkan Tim dari Zona Degradasi, Sponsor Tangguhkan Kesepakatan