Krisis Ukraina Disebut Sudah Memicu Perang Dunia ke 3, Begini Analisisnya

- 9 Maret 2022, 11:16 WIB
Tentara Ukraina berdiri di samping sistem rudal yang dipasang di tripod di luar Kharkiv mengantisipasi serangan Rusia. Inggris khawatir tentaranya ditemukan pasukan Moskow.
Tentara Ukraina berdiri di samping sistem rudal yang dipasang di tripod di luar Kharkiv mengantisipasi serangan Rusia. Inggris khawatir tentaranya ditemukan pasukan Moskow. /Maksim Levin/Reuters

ZONABANTEN.com – Krisis yang tengah terjadi di Ukraina akibat konflik antara mereka dengan Rusia pun kini melibatkan beberapa negara yang menjatuhkan berbagai macam sanksi terhadap Rusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengklaim bahwa invasi yang dilakukannya terhadap Ukraina semata untuk mencegah ekspansi dari NATO.

Beberapa pakar di bidang keamanan percaya bahwa hanya masalah waktu sebelum invasi Rusia memicu konflik berskala global.

Baca Juga: Masih Beroperasi di Rusia, Coca Cola dan McDonald’s Hadapi Seruan Boikot

Namun, beberapa diantara mereka menyebut bahwa pecahnya konflik internasional yang lebih besar masih bisa dihindari, atau setidaknya ditunda.

Dengan terus terjadinya peperangan di Ukraina, serta kebencian antara Rusia dengan negara-negara barat, ancaman terjadinya perang dunia ke 3 jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan, dengan majunya teknologi persenjataan sejak 1945, seluruh penjuru bumi dibayangi konsekuensi yang tidak dapat dibayangkan akan terjadi.

ZONABANTEN.com melansir analisis yang dibuat oleh koresponden Sky News, Deborah Haynes.

Baca Juga: Bayern Hancurkan Salzburg 7-1 Dengan Lewandowski untuk Posisi Delapan Besar Liga Champions

Menurutnya, perang dunia ke 3 sudah dimulai. Tapi bukan di medan peperangan.

Perang yang kini tengah terjadi antara Rusia dan negara-negara barat lebih kepada perang ekonomi dan politik.

Negara-negara barat menjatuhkan serangkaian sanksi akibat dari perintah Vladimir Putin kepada pasukan militer negaranya untuk menginvasi Ukraina.

Putin sendiri merespon dengan menganggap bahwa segala sanksi yang dijatuhkan kepada dirinya dan negaranya sebagai ‘pernyataan perang‘.

Baca Juga: Dampak Krisis Ukraina, Bisakah Vladimir Putin Diadili? Begini Penjelasannya

Sekretaris jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa peperangan yang terjadi tidak hanya dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar, namun juga tak bisa diprediksi.

Sebelumnya, NATO juga memberi pernyataan bahwa mereka tidak akan mengirimkan prajurit ke Ukraina dan membantu melawan Rusia.

Hal ini dikarenakan bila NATO melakukannya, timbul kekacauan yang lebih besar dari yang sudah ada sebelumnya.

Selain itu, mengirimkan prajurit ke medan perang otomatis dapat dianggap sebagai ajakan perang terhadap Rusia.

Baca Juga: Akibat Mabuk, Tentara Rusia Tembak Gadis Berumur 10 Tahun Hingga Meninggal

NATO pun juga menolak permohonan presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk memberlakukan ‘No-Fly Zone‘ atau larangan terbang di daerah negaranya.

Juga terdapat kemungkinan bahwa bila ada pesawat atau tank Rusia yang ditembak oleh Ukraina melalui misil yang dikirim dari Amerika, Putin akan menganggap bahwa Amerika secara tidak langsung mengajak Rusia untuk berperang di medan tempur.

Tapi, bila Amerika dan negara-negara barat lain memilih untuk tidak ikut campur dalam peperangan yang tengah terjadi, Ukraina jelas akan direbut oleh Rusia.

Baca Juga: Krisis Ukraina : Inilah 3 Opsi yang Bisa Dipilih Vladimir Putin untuk Mengakhiri Perang Saat Ini

Haynes juga berasumsi bahwa semakin lama perang antara Rusia dan Ukraina berlangsung, kemungkinan Rusia akan menembakkan misil ke negara anggota NATO yang bertetangga dengan Ukraina.

Hal lain yang dapat memicu perang adalah Rusia menangkap kapal perang maupun pesawat perang dari Ukraina maupun negara aliansi mereka.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah