Israel Bakal Jadi Mediator Ukraina dan Rusia Walaupun Dikatakan Keberhasilan Berdamai Sulit

- 7 Maret 2022, 16:35 WIB
Israel akan terus berusaha menengahi antara Rusia dan Ukraina bahkan jika keberhasilan kedua negara tampak sulit./Pixabay/Jorono
Israel akan terus berusaha menengahi antara Rusia dan Ukraina bahkan jika keberhasilan kedua negara tampak sulit./Pixabay/Jorono /
 
ZONABANTEN.com - Melalui Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan, negaranya akan berusaha menengahi antara Rusia dan Ukraina meski kecil kemungkinan kedua negara itu untuk berdamai, Minggu 6 Maret 2022.
 
Hal ini ia sampaikan setelah kembali dari pembicaraan yang mendadak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada hari sebelumnya Sabtu, 5 Maret.
 
Namun Naftali belum bisa menyampaikan secara rinci hasil dari dari pembicaraan dengan Putin.
 
Sebelumya Ukraina telah meminta agar Israel menjadi perantara, dengan alasan hubungan baik pemerintahannya dengan Kyiv dan Moskow. 
 
 
Kantor Perdana Menteri Israel juga menyampaikan telah berbicara tiga kali dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
 
"Kami akan terus membantu di mana pun ini diminta, bahkan jika kemungkinannya tidak besar," ujar Bennett dikutip dari Reuters.
 
"Saat ada celah kecil dan kami memiliki akses ke semua sisi dan kemampuan, saya melihatnya sebagai kewajiban moral untuk melakukan setiap upaya," kembali ucapnya.
 
Kedua pemimpin berbicara lagi melalui telepon pada Minggu lalu, 6 Maret, dan membahas kontak terbaru yang dilakukan Israel dengan para pemimpin sejumlah negara.
 
 
Secara paralel, Naftali Bennett berbicara dengan para pemimpin Jerman dan Prancis sementara menteri luar negerinya, Yair Lapid, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin 7 Maret 2022 di Riga.
 
Walaupun memiliki hubungan baik dengan Rusia, Israel telah mengutuk invasi yang dilakukan Putin ke Ukraina, sebab hal tersebut merupakan suatu pelanggaran serius terhadap tatanan internasional.
 
Dengan menyatakan rasa solidaritas dengan Kyiv, Naftali telah mengirim bantuan kemanusiaan kepada penduduk Ukraina.
 
Namun sampai saat ini Israel belum memenuhi permintaan Ukraina untuk mengirimkan bantuan militer, sebaliknya telah membuka saluran ke Rusia, yang dengannya Israel mengoordinasikan operasinya melawan penempatan Iran di Suriah.
 
 
Dengan pemberian bantuan kemanusiaan sekitar 90 anak dari panti asuhan Yahudi di kota Zhytomyr, Ukraina, diterbangkan dari Rumania ke Tel Aviv, Israel pada hari Minggu lalu.
 
Menteri Dalam Negeri Israel, Ayelet Shaked mengatakan, negaranya yang berpenduduk 9,2 juta jiwa itu bersiap menghadapi "gelombang yang sangat-sangat besar" dari imigrasi yang dipicu oleh konflik.
 
"Kurang lebih Israel akan menerima lebih dari 200.000 orang Ukraina yang Yahudi atau memiliki hubungan keluarga Yahudi, dan lebih dari 600.000 orang Rusia dalam kategori yang sama," ucap Ayelet yang dikutip Reuters.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x