Sekjen PBB Ajak Negara-Negara untuk ‘Ubah Jalur’ Dalam Perlindungan Laut dari Perubahan Iklim

- 14 Februari 2022, 16:30 WIB
Sekjen PBB mengajak Negara-Negara dunia dalam ‘mengubah jalur’ untuk perlindungan laut dari perubahan iklim
Sekjen PBB mengajak Negara-Negara dunia dalam ‘mengubah jalur’ untuk perlindungan laut dari perubahan iklim /Pixabay

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jumlah ikan di laut terancam semakin berkurang dikarenakan penangkapan yang berlebihan, hal tersebut juga merusak tempat tinggal ikan.

Kurangnya laporan mengenai praktek illegal penangkapan ikan tersebut, menjadi salah satu masalah.

Baca Juga: Para Ilmuwan Gunakan Penguin untuk Prediksi Perubahan Iklim, Begini Caranya

Guterres menggaris bawahi secara tegas bahwa masyarakat Internasional harus ‘mengubah jalur’.

Penandatanganan Konvensi PBB tentang Hukum Laut telah berjalan selama 40 tahun, Guterres mengatakan bahwa kepastian Hukum Laut merupakan hal terpenting.

Dia melanjutkan bahwa  UN Ocean Conference atau Konferensi Kelautan PBB yang akan diadakan pada 27 Juni hingga 1 Juli tahun ini, merupakan kesempatan untuk memperkuat peran laut dalam upaya global untuk mencapai  Sustainble Development Goals (SDGs) dan mengimplementasikan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.

Sekjen PBB juga menekankan pentingnya mengintensifkan upaya dalam melindungi laut. Ia mengatakan., ekonomi biru berkelanjutan dapat mendorong kemajuan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja.

“Kita membutuhkan… kemitraan yang lebih efektif untuk mengatasi sumber pencemaran laut berbasis daratan… urgensi dalam penyebaran energi terbarukan lepas pantai, yang dapat menyediakan tenaga dan lapangan kerja bersih, dan (kurang) bahan bakar fosil di lautan ekonomi” lanjutnya.

Guterres juga memuji langkah-langkah yang mendorong mengakhiri penggunaan plastik  yang dilakukan oleh beberapa negara salah satunya Prancis.  Dalam sambutannya ia mendesak negara lainnya untuk meniru aksi tersebut.

Ia memperkirakan 90 persen perdagangan melalui laut dapat  menyumbang hampir tiga persen emisi gas rumah kaca global.

Halaman:

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah