Begini Cara Mohammed bin Salman Naik Tahta Jadi Raja Arab Saudi Jika Raja Salman Meninggal

- 6 Februari 2022, 16:46 WIB
Begini Cara Mohammed bin Salman Naik Tahta Jadi Raja Arab Saudi Jika Raja Salman Meninggal.
Begini Cara Mohammed bin Salman Naik Tahta Jadi Raja Arab Saudi Jika Raja Salman Meninggal. /Saudi Kingdom Council/Bandar Algaloud

ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Mohammed bin Salman akan naik tahta menjadi Raja Arab Saudi jika ayahnya, Raja Salman meninggal dunia.

Mohammed bin Salman diangkat menjadi Putra Mahkota Arab Saudi oleh Raja Salman sejak 2017, dan telah menjadi pemimpin de facto negara tersebut.

Raja Salman sendiri, putra terakhir dari 34 putra Raja Abdulaziz bin Abdul Rahman al-Saud yang memenuhi syarat, adalah raja Arab Saudi saat ini.

Dia naik tahta dan memerintah Kerajaan Arab Saudi sejak 2015, setelah mengambil alih dari saudara tirinya, Raja Abdullah yang meninggal dunia.

Baca Juga: Ini Gambaran Arab Saudi di Tahun 2030, Cita-Cita Putra Mahkota Arab Saudi Akan Segera Terwujud

Namun, kini Raja Salman sudah sepuh, berusia 86 tahun. Kesehatannya yang buruk pun terus diragukan, meski tak banyak diketahui oleh publik.

Desas-desus tentang kematiannya pun sering beredar di kalangan diplomat dan analis. Apalagi, dua tahun terakhir dia tak pernah tampil di depan umum.

Raja Salman menghabiskan masa pandemi dengan mengasingkan diri, ketika transisi kepemimpinan Arab Saudi pada Mohammed bin Salman semakin dekat.

Sejak menjabat Putra Mahkota dan menjadi pemimpin de facto, dia sudah membersihkan semua oposisi terhadap pemerintahannya selama ini.

Baca Juga: Heboh! Putra Mahkota Arab Saudi Ingin Mengganti Bendera yang Bertuliskan Syahadat, Ternyata Ini Alasannya

Bahkan, Mohammed bin Salman memenjarakan Pangeran Ahmed, satu-satunya putra Raja Abdulaziz yang masih hidup dan memenuhi syarat menjadi raja.

Dengan usia masih 36 tahun, Mohammed bin Salman tampaknya akan memerintah selama bertahun-tahun. Bahkan, diprediksi bisa lebih setengah abad.

"Itulah salah satu alasan dia begitu penting," ucap Christopher Henzel, mantan kuasa usaha di kedutaan AS di Riyadh, dilansir Business Insider pada 2022.

"Dia mungkin akan berada di posisi itu untuk waktu yang sangat lama," katanya memberikan komentar.

Ketika Raja Salman meninggal, serangkaian protokol akan dimulai bergerak, seperti yang terjadi pada kematian raja sebelumnya.

Undang-undang menyatakan penguburan harus dilakukan secepat mungkin. Hal yang sama juga terjadi saat Raja Abdullah meninggal pada 23 Januari 2015.

Baca Juga: Heboh Raja Salman Dilaporkan Meninggal Dunia, Ini Kebenarannya

Jenazahnya dibungkus dengan kain kafan, dibaringkan di atas tandu, dan dibawa keluarganya ke Masjid Imam Turki bin Abdullah di hari yang sama.

Ketika Raja Fahd meninggal pada tahun 2005, jalan-jalan di sekitar masjid telah ditutup oleh angkatan laut, dan penembak jitu bersiaga.

Lokasi yang dinetralisir itu adalah makam al-Oud Riyadh, tempat sejumlah raja dan pangeran Arab Saudi telah dikebumikan selama bertahun-tahun.

"Non-Muslim tak diizinkan masuk dan juga tidak diizinkan di pemakaman," kata Profesor Bernard Haykel, ahli politik Arab Saudi di Universitas Princeton.

Tidak seperti banyak bangsawan Arab Saudi, kuburan mereka biasa da tidak menyertakan nama atau ornamen. Wanita dilarang menghadiri pemakaman.

Sedang di istana kerajaan, aktivitas tetap berjalan dan tak ada bendera yang diturunkan. Belasungkawa disampaikan kepada raja baru dan bai'ah dimulai.

Baca Juga: Divonis Meninggal dan Hendak Diotopsi, Jenazah di Spanyol Kembali Bangun dan Ungkap Hal Mengejutkan Ini!

Bai'ah merupakan upacara baiat kepada raja baru yang disamput pengurus istana dengan mencium tangannya atau bahunya untuk menunjukkan rasa hormat.

"Orang-orang berbelasungkawa dan juga pada dasarnya menunjukkan kesetiaan mereka kepada Salman, sebagai penerus [Abdullah]," kata John Jenkins.

Dia merupakan mantan Duta Besar Inggris untuk Arab Saudi yang mengikuti upacara baiat Raja Salman setelah kematian Raja Abdullah pada 2015.

Sementara Mohammed bin Salman memperoleh 31 dari 34 suara ketika dia diangkat sebagai putra mahkota pada 2017 lalu.

"Ada diskusi pada saat itu apakah kesetiaan kepadanya sebagai putra mahkota cukup untuk menjamin kesetiaan ketika dia menjadi raja," ujar Dennis Horak, Duta Besar Kanada untuk Arab Saudi periode 2015-2018.

Henzel mengatakan pula, "Saya berharap dia mendapat dukungan sebanyak sekarang, dan mungkin lebih, karena dia punya waktu untuk mengkonsolidasikan situasinya."

Baca Juga: JInJin ASTRO Menghentikan Sementara Aktivitasnya Karena Masalah Kesehatan

"Saya tidak berharap akan ada perlawanan. Jika ada perlawanan mungkin satu atau dua orang, dan itu pernah terjadi sebelumnya, dan itu bukan masalah besar," ujar Henzel.

Sejarah menunjukkan bahwa setelah ada raja Arab Saudi yang baru, para pemimpin dunia akan terbang ke Riyadh untuk memberi penghormatan.

Presiden Barack Obama menyelesaikan kunjungan ke India setelah mengetahui kematian Raja Abdullah pada 2015 dan langsung terbang ke Riyadh.

Inggris, sebagai rekan utama lainnya dari Barat, mengirim delegasi bersama Perdana Menteri saat itu David Cameron dan Pangeran Charles.

Raja-raja Arab Saudi memulai pemerintahan mereka dengan menetapkan putra mahkota yang baru, dan terkadang melakukan perombakan kabinet yang serius.

Semua mata akan menyorot pada siapa yang dipilih Mohammed bin Salman untuk memenuhi tempat pewaris. Dia memiliki enam saudara kandung.

Namun, ketika Mohammed bin Salman menjadi putra mahkota pada 2017, beberapa bangsawan Arab Saudi khawatir tahta akan diturunkan sesuai garis keturunan.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Korea Selatan Dihantam Omicron, Kasus Infeksi Virus Corona Tembus 1 Juta

Sayangnya, Mohammed bin Salman memiliki anak-anak yang masih sangat muda, meski mereka tidak dapat melepaskan ahli warisnya.

Tapi "dengan ketidakpastian dan impulsifnya, mungkin dia tidak menyebut nama putra mahkota sama sekali," kata Dennis Horak pula.

Mohammed bin Salman pun diduga akan membawa loyalisnya. Seperti dilakukan Raja Salman setelah naik tahta, dengan menyingkirkan putra Raja Abdullah.

Dia lalu mengangkat saudaranya, Pangeran Muqrin sebagai putra mahkota. Saat Muqrin meninggal, Raja Salman mengangkat Mohammed bin Nayef.

Namun, nama terakhirlah yang didorong oleh Raja Salman untuk menyerahkan gelar putra mahkota kepada anaknya, Mohammed bin Salman.

Sejak itu, bin Nayef telah hidup dalam tahanan rumah dan secara ekstensif dianggap sebagai level kunci untuk melawan Mohammed bin Salman.

Sejak diangkat menjadi putra mahkota, Mohammed bin Salman telah menghilangkan ancaman dan menciptakan aliansi untuk memperkuat energinya.

Baca Juga: Cara Mudah Mengurus Sertifikasi Halal Bagi Para Pelaku UMKM

Sang pangeran menunjuk suksesi wakil gubernur provinsi dari zamannya, dan mengangkat temannya, Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud jadi menteri luar negeri.

"Dia mulai membangun jembatan dengan sayap lain sehingga dia akan mendapat dukungan ke depan," kata Horak berkomentar.

Tapi terlepas dari kesehatan ayahnya dan keberhasilannya membangun kekuatan, tampaknya Mohammed bin Salman masih ingin Raja Salman tetap hidup.

"Selama raja ada, Mohammed bin Salman memiliki perlindungan," ujar Haykel menambahkan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah