Wanita Muslim Berjilbab Dilarang Masuk Kampus, Picu Kontroversi Besar! Begini Kronologi Selengkapnya

- 6 Februari 2022, 14:01 WIB
Ilustrasi muslim India, Penduduk Muslim di India Alami Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan Hingga Makanan
Ilustrasi muslim India, Penduduk Muslim di India Alami Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan Hingga Makanan /Rupak De Chowdhuri/REUTERS

ZONABANTEN.com - Konflik terkait hak beragama meningkat meningkat di India, usai sebuah kampus, melarang sekelompok mahasiswi muslim berhijab masuk kelas.

Larangan ini terjadi usai kebijakan baru yang menimbulkan pertikaian hukum bersamaan dengan hari hijab sedunia, pada Selasa 1 Januari 2022 mahasiswi muslim berjilbab memprotes kampus

Sekelompok wanita muslim tersebut ingin menegakan hak-hak dasar sebagai warga negara, terutama ranah berhijab yang harus dipenuhi pihak University College di Udupi, India.

Kampus negeri yang terletak di karnataka India itu telah memberlakukan larangan jilbab sejak Bulan Desember 2021.

Pihak kampus mengatakan bahwa memakai jilbab suatu bentuk tindakan melanggar aturan, terkait larangan memakai simbol-simbol agama.

Baca Juga: Wanita Umbar Aurat Seksi Diizinkan Putra Mahkota Arab Saudi, Warga: Saya Merasa Senang

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 23 Segera Dibuka, Pelajari Alurnya Sampai Dapat Insentif Prakerja

Tindakan itu menyebabkan protes oleh mahasiswi yang menuntut institusi tersebut untuk menerapkan aturan ini karena melanggar hak-hak pribadi beragama.

Akan tetapi perguruan tinggi yang dikelola pemerintah itu justru memperketat larangan tersebut sebelum hari jilbab sedunia.

Pihak kampus malah melarang siswa yang mengenakan jilbab masuk kampus pembelajaran tatap muka dibuka kembali

Seorang mahasiswa telah mendaftarkan kasus ini ke Pengadilan Tinggi atas larangan tersebut, untuk meminta keringanan sementara agar dapat menghadiri kelas mengenakan jilbab sebelum seluruh masalah diselesaikan.

Pemohon mengklaim larangan jilbab tidak konstitusional karena hukum sekuler India menjamin hak penuh untuk menjalankan agama seseorang.

Baca Juga: BPJS Adakan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan, ini Manfaat yang Akan Didapat

Dia juga meminta pengadilan untuk melindungi hak-hak mereka yang ingin mengenakan jilbab sebagai praktik dasar keyakinan agama.

Kontroversi tersebut telah meninjau tindakan diskriminatif yang baru-baru ini dilaporkan dilakukan terhadap minoritas agama termasuk Kristen di negara bagian Selatan yang diperintahkan oleh salah satu partai di negara India.

Tahun lalu pemerintah negara bagian India bahkan mengajukan RUU tentang konversi agama yang menurut Partai Sayap kanan akan mengatasi teori konspirasi.

Berdasar teori itu mengatakan umat Islam secara mengubah wanita Hindu menjadi muslim melalui pernikahan, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Audio Dakwah pada 6 Januari 2022.

Undang-undang yang diusulkan juga datang di tengah kekhawatiran terhadap serangan-gereja gereja mengubah bahwa klaim orang-orang Kristen atas masyarakat dari agama Hindu. 

Baca Juga: Jembatan Kereta Api Tertinggi Jammu dan Kashmir di India

Setelah insiden terbaru, orang-orang telah menggunakan platform media sosial untuk mendukung para siswa. 

Bahkan seruan “Hijab is Our Right” sempat menjadi tren di Twitter, menunjukkan dukungan untuk umat muslim.

“Mari kita semua membela hak-hak saudara kita. Apa alasan diskriminasi ini? Mengapa mereka tidak diizinkan masuk perguruan tinggi, hanya karena mereka berhijab,” kata Tousif Nandehalli, dilansir ZONABANTEN.com dari AA.com pada 6 Februari 2022.

Sebuah video juga menjadi viral di mana mahasiswa Muslim terlihat memohon untuk masuk ke ruang kelas setelah mereka dihentikan oleh kepala sekolah. 

Mereka juga mengatakan bahwa menolak sebelum ujian akan membahayakan masa depan mereka.

Sementara itu, anggota parlemen oposisi Kongres (MP) Shashi Tharoor juga diserang karena mempertanyakan apakah sorban Sikh, tanda dahi Hindu juga tidak diperbolehkan di lembaga pendidikan.

“Sudah menjadi kekuatan India bahwa setiap orang bebas memakai apa yang mereka inginkan,” tulisnya.

Baca Juga: Seragam Satpam Baru, Netizen: Mirip Polisi India

 “Jika hijab dilarang, bagaimana dengan sorban? Tanda dahi orang Hindu? Salib orang Kristen? Perguruan tinggi ini menuruni lereng yang licin. biarkan gadis-gadis itu masuk. biarkan mereka belajar. biarkan mereka yang memutuskan," cuit Tharoor.

Mantan Ketua Menteri Jammu dan Kashmir Omar Abdullah juga mendukung gadis-gadis ini.

“Individu bebas memilih apa yang akan dikenakan. Anda mungkin atau mungkin tidak menyukai pilihan mereka, tapi itu adalah hak yang kita semua miliki,” jelasnya di media.

“Jika perwakilan masyarakat ini bisa memakai jubah safron, maka gadis-gadis ini bisa menggunakan jilbab. Muslim bukan warga negara kelas dua,” tulis Abdullah di Twitter.

Baca Juga: Sudah Ditinggalkan, Ini Tradisi Kuno yang Tidak Lazim dari Suku Dard di India

Muslim menuntut bahwa melarang siswa mengenakan jilbab adalah serangan terhadap "simbol iman."

Menurut konstitusi India, setiap warga negara memiliki hak untuk mempraktikkan, menganut, dan menyebarkan agama. Hak ini hanya dapat dibatasi atas dasar pertimbangan umum, kesusilaan, dan kesehatan.

Demikian artikel seputar larangan hijab di sebuah perguruan tinggi India tepatnya di negara bagian karnataka. ***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: AA News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah