KEJAM, Taliban Bunuh 100 Mantan Pejabat Afganistan

- 31 Januari 2022, 14:54 WIB
Ilustrasi Penguasaan Taliban di Afghanistan.
Ilustrasi Penguasaan Taliban di Afghanistan. /Reuters

ZONABANTEN.com – Taliban telah membunuh 100 mantan anggota pemerintah Afghanistan, personel keamanan dan orang yang bekerja untuk pasukan internasional.

Hal ini berdasarkan sebuah laporan dari PBB pada hari Minggu lalu yang mengatakan dugaan pembunuhan 100 orang yang dilakukan oleh Taliban dan sekutunya.

Sejak Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus, misi PBB di Afghanistan telah menerima lebih dari 100 laporan tentang pembunuhan yang dilakukan oleh Taliban.

menyatakan bahwa amnesti umum yang diberikan kepada mantan anggota Pemerintah dan pihak lainya tidak berpengaruh di Afghanistan dan pembunuhan atas mereka masih terjadi.

"Meskipun pengumuman amnesti umum untuk mantan anggota Pemerintah, pasukan keamanan dan mereka yang bekerja dengan pasukan militer internasional UNAMA. Mereka tetap dibunuh, dihilangan paksa dan pelanggaran lain terhadap orang-orang ini," Ujar Antonio Guterres.

Guterres menambahkan lebih dari dua pertiga pembunuhan adalah ekstra yudisial.

Baca Juga: Israel Pertama Kunjungi UEA, Tawarkan Bantuan Militer Usai Serangan Yaman, Konflik Timur Tengah Makin Panas?

“Lebih dari dua pertiga dari pembunuhan itu adalah pembunuhan ekstra-yudisial yang dilakukan oleh otoritas de facto atau afiliasinya," imbuh Guterres.

Hal serupa juga didapatkan oleh aktivis Hak Asasi Manusia dan Jurnalis yang berada di sana.

"pembela hak asasi manusia dan pekerja media terus mendapat serangan, intimidasi, pelecehan, penangkapan sewenang-wenang, perlakuan buruk dan pembunuhan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Laporan itu juga merinci tindakan keras pemerintah terhadap protes damai, serta kurangnya akses bagi perempuan dan anak perempuan untuk bekerja dan pendidikan.

"Seluruh sistem sosial dan ekonomi yang kompleks sedang dimatikan," ujar Guterres dalam laporan itu.

Afghanistan saat ini berada dalam cengkeraman bencana kemanusiaan, diperparah oleh pengambilalihan Taliban.

Penguasaan Taliban mendorong negara-negara Barat untuk membekukan bantuan internasional dan akses ke aset bernilai miliaran dolar yang disimpan di luar negeri.

Afghannistan saat ini sepenuhnya bergantung pada bantuan asing di bawah pemerintah yang didukung Amerika Serikat.

Namun saat ini pekerjaaan sulit didapat dan sebagian besar pegawai negeri belum dibayar selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Korea Utara Uji Coba Rudal, AS Serukan Pembicaraan

Hingga saat ini belum ada negara yang mengakui pemerintah Taliban. Dimana sebagian besar melihat bagaimana Islam garis keras diberlakukan.

Taliban terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia selama masa kekuasaan pertama mereka dan membatasi kebebasan.

PBB telah memperingatkan bahwa setengah dari 38 juta penduduk menghadapi kekurangan pangan. Hal ini dikarenakan semakin parahnya kemiskinan dan kekeringan yang menghancurkan pertanian di banyak daerah.

Dewan Keamanan PBB bulan lalu dengan suara bulat mengadopsi resolusi AS untuk mengizinkan beberapa bantuan mencapai warga Afghanistan yang putus asa tanpa melanggar sanksi internasional.

Menjelang musim dingin yang akan mendera Afghanistan ada seruan yang berkembang dari kelompok hak asasi dan organisasi bantuan bagi Barat untuk mengeluarkan lebih banyak dana.***

Editor: Firman Syah

Sumber: Korean Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah