Israel Pertama Kunjungi UEA, Tawarkan Bantuan Militer Usai Serangan Yaman, Konflik Timur Tengah Makin Panas?

- 31 Januari 2022, 11:59 WIB
Israel Pertama Kunjungi UEA, Tawarkan Bantuan Militer Usai Serangan Yaman, Konflik Timur Tengah Makin Panas? /Amos Ben-Gershom/Government Press Office (GPO)/Handout via REUTERS
Israel Pertama Kunjungi UEA, Tawarkan Bantuan Militer Usai Serangan Yaman, Konflik Timur Tengah Makin Panas? /Amos Ben-Gershom/Government Press Office (GPO)/Handout via REUTERS /
ZONABANTEN.com - Presiden Israel Isaac Herzog melakukan kunjungan pertamanya ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu 30 Januari 2022.
 
Israel sempat menawarkan bantuan militer dan intelijen kepada UEA yang baru saja diserang kelompok Houthi dari Yaman dalam dua minggu terakhir.
 
Kunjungan kepresidenan dari Israel ini sendiri menyusul kedatangan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett ke UEA, pada bulan Desember 2021 lalu.
 
UEA di bawah penguasa de facto Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed jadi negara Arab pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
 
 
Sebelumnya selama bertahun-tahun negara-negara Timur Tengah mengasingkan Israel karena konfliknya dengan Palestina.
 
UEA bersama Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel dalam 'Kesepakatan Abraham' yang ditengahi AS pada 2020 lalu.
 
Kedua negara Teluk dan Israel berbagi keprihatinan tentang Iran dan sekutu regionalnya dalam konflik Timur Tengah.
 
Makanya, dalam kunjungan pertamanya ke UEA, Presiden Israel mendukung kebutuhan keamanan negara tersebut dalam konflik dengan kelompok Houthi.
 
Seperti diketahui, Houthi bersekutu dengan Iran, dan terus melancarkan serangan ke wilayah koalisi yang dipimpin Arab Saudi, termasuk UEA.
 
Terbaru, mereka telah dua kali diserang dengan drone dan rudal oleh kelompok milisi Houthi dalam dua minggu terakhir.
 
"Kami sepenuhnya mendukung persyaratan keamanan Anda," ucap Presiden Israel dalam komentar yang dikeluarkan oleh kantornya, dilansir Reuters.
 
 
"Kami di sini bersama untuk menemukan cara dan sarana untuk membawa keamanan penuh kepada orang-orang yang mencari perdamaian di wilayah kami," katanya.
 
Dalam pertemuan itu, kedua negara membahas keamanan dan hubungan bilateral. Israel pun menginginkan lebih banyak negara Arab bergabung dalam normalisasi.
 
Putra Mahkota Abu Dhabi sendiri mengatakan Israel dan UEA telah berbagi pandangan tentang gerakan milisi dan pasukan teroris di wilayah Timur Tengah.
 
"Pandangan yang sama tentang ancaman terhadap stabilitas dan perdamaian regional, terutama yang ditimbulkan milisi dan pasukan teroris," ujarnya.
 
Normalisasi hubungan Israel dengan kawasan Teluk, termasuk tawaran bantuan militer ini disinyalir dapat membuat konflik Timur Tengah semakin panas.
 
Apalagi, belakangan ini Arab Saudi di bawah penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga sudah mulai terbuka kepada Israel.
 
Dalam perjalanan ke UEA, pesawat yang ditumpangi Presiden Israel terbang di atas wilayah udara Arab Saudi, di mana sebelumnya itu tak mungkin terjadi.
 
 
"Momen yang sangat mengharukan," kata Presiden Israel Isaac Herzog memberikan komentar soal hal tersebut.
 
Saat ini, Arab Saudi memang belum menormalkan hubungan dengan Israel, tetapi para pejabat Israel menyatakan harapan ini akan terjadi.
 
"Kesepakatan Abraham harus dilanjutkan dan lebih banyak negara harus bergabung dengan kita," ujar Isaac Herzog lagi menegaskan.
 
Sementara kelompok militan Islam Palestina Hamas, yang menentang normalisasi hubungan negara Teluk dengan Israel juga telah mengeluarkan pernyataan.
 
"(Ini) mendorong pendudukan (Israel) untuk terus meningkatkan agresinya terhadap rakyat Palestina kami dan penolakan hak-hak mereka," katanya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x