Update Covid-19 Global: Jumlah Pemagang Dari Luar Jepang Alami Penurunan Akibat Pandemi

- 30 Januari 2022, 17:56 WIB
Ilustrasi Jepang. Update Covid-19 Global: Jumlah Pemagang Dari Luar Jepang Alami Penurunan Akibat Pandemi
Ilustrasi Jepang. Update Covid-19 Global: Jumlah Pemagang Dari Luar Jepang Alami Penurunan Akibat Pandemi /REUTERS

ZONABANTEN.com –  Update covid-19 global mengenai jumlah pemagang dari luar jepang yang alami penurunan akibat pandemi akan dibahas dalam artikel ini.

Jumlah pemagang dari luar Jepang, terutama di bidang teknik, untuk pertama kalinya alami penurunan sejak Oktober tahun 2021 silam.

Penurunan di angka 12,6 persen merupakan dampak dari ditutupnya akses masuk ke perbatasan Jepang yang hingga kini masih diberlakukan.

Meskipun demikian, kementerian tenaga kerja Jepang mengumumkan bahwa jumlah tenaga kerja asing yang kini bekerja di Jepang berada pada angka 1,72 juta pada Oktober kemarin.

Angka pasti dari seluruh tenaga kerja asing di negeri sakura itu berjumlah 1,727,221 juta. Namun, kenaikannya menurun jadi 0,2 persen lebih lamban karena pengaruh dari pandemi Covid.

Lalu, berdasarkan status tempat tinggal, Ada sekitar 580,328 pekerja asing yang merupakan keturunan warga Jepang atau pasangan dari warga Jepang. Angka ini naik 6,2 persen dari tahun lalu.

Baca Juga: Ingin Makanan Gorengan yang Sehat? 3 Jenis Minyak Goreng Ini Bisa Jadi Pilihan Terbaik

Ada 394,509 orang yang merupakan pekerja di bidang teknik dan akademisi dari jumlah tersebut. Terbanyak ke 2.

Berdasarkan kewarganegaraan, Vietnam menempati urutan pertama dengan jumlah 453,344 atau 26,2 persen dari total keseluruhan. Disusul dengan Tiongkok yang berada pada urutan ke 2 dengan menyumbang sebanyak 397,084 pekerja atau 23 persen.

Untuk lokasi, Tokyo menduduki peringkat tertinggi sebagai prefektur dengan tenaga kerja asing terbanyak di Jepang dengan angka 485,382.

Disusul dengan prefektur Aichi dan Osaka masing-masing di angka 177,769 dan 111,862.

Permintaan tenaga kerja asing meningkat karena kekurangan tenaga kerja asli Jepang yang disebabkan menuanya usia populasi di Jepang.

Baca Juga: Objek Misterius Kirimkan Sinyal Aneh Tiap 18 Menit ke Bumi dari Luar Angkasa, Ini Tanggapan Ilmuwan

Namun, seperti yang sudah diberitakan, hal tersebut tak kunjung terpenuhi lantaran pemerintah masih memberlakukan penutupan akses masuk untuk tenaga kerja asing yang baru.

Padahal, November kemarin, pemerintah Jepang sempat melonggarkan kebijakan terkait pandemi dan membuka pendaftaran pekerja asing baru dari berbagai perusahaan dan institusi pendidikan dari luar negeri.

Namun, kemunculan varian Omicron membuat mereka membatalkan keputusan tersebut.

Belum lama ini, 34 dari total 47 prefektur memberlakukan status ‘Quasi-emergency’ atau status darurat sebagian sebagai respon mereka dari kemunculan varian Omicron tersebut.

Segala kebijakan yang berhubungan dengan pembatasan atau protokol Covid-19 yang diperketat akan diberlakukan hingga 20 Februari 2022.

Tidak sampai disitu, pemerintah Jepang menggalakan pemberian vaksin dosis booster untuk masyarakatnya dengan mempercepat pembagian tiket vaksin.

Pendirian sentra vaksin beserta pelaksanaannya akan diamanahkan kepada pasukan bela diri Jepang.

Meski program vaksinasi booster dipercepat dan sudah mencapai persentase sekitar 20 persen, terdapat beberapa kendala yang menghambatnya. Antara lain, preferensi masyarakat Jepang yang memilih vaksin dari Pfizer ketimbang Moderna.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Japan Today Kyodo News NHK


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah