Baca Juga: Advan Rilis Sketsa2, Tablet dengan Stylus, Berikut Spesifikasinya
"Lebih dari 10.000 anak telah terbunuh atau cacat sejak eskalasi konflik pada Maret 2015, antara koalisi yang dipimpin oleh pemerintah Arab Saudi, dan pemberontak Houthi," tulis laporan itu.
"(Itu) setara dengan empat anak setiap hari," demikian ditegaskan.
Ini hanya insiden yang dapat diverifikasi oleh PBB, sehingga angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, menurut organisasi tersebut.
Bahkan, setidaknya delapan anak dilaporkan tewas atau terluka akibat meningkatnya kekerasan di Yaman dalam lima hari terakhir menjelang November 2021.
Di wilayah Marib, Yaman saja, di mana konflik juga sempat melonjak, sebanyak 11 anak tewas atau cacat dalam sebulan terakhir.
"Setiap kali konflik di Yaman berkobar dan kekerasan meningkat, anak-anaklah yang membayar harga terberat," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.
"Keluarga terkoyak oleh kekerasan yang mengerikan. Anak-anak tidak bisa dan tidak boleh terus menjadi korban konflik ini," ujarnya tegas.
UNICEF mencatat serangan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dan properti sipil, juga dapat melanggar hukum humaniter internasional.