Putra Mahkota Arab Saudi Halalkan Alkohol Hingga Pencampuran Pria dan Wanita Dengan Visi 2030

- 10 Januari 2022, 15:07 WIB
Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman /Ig @mohammed_bin_salman_ksa

ZONABANTEN.com – Pada tahun 2016, putra mahkota Arab Saudi yang merupakan anak dari Raja Salman yaitu bernama Mohammed bin Salman telah membuat visi baru bagi Arab Saudi yaitu visi 2030.

Hal ini menjadi kontroversi lantaran visi 2030 yang diluncurkan putra mahkota Arab Saudi yaitu Mohammed bin Salman telah melonggarkan alkohol hingga pencampuran laki-laki dengan perempuan di Arab Saudi.

Visi yang diberi nama visi 2030 tersebut telah direncanakan oleh putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada tahun 2016 lalu.

Dalam visi 2030 Arab Saudi, Mohammed bin Salman meluncurkan rencana reformasi dengan paket kebijakan ekonomi sera sosial yang dirancang untuk membebaskan kerajaan Arab Saudi dari ketergantungan pada ekspor minyak.

Baca Juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Pemerintah Arab Saudi Gencarkan Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah

Reformasi tersebut merupakan bagian dari program putra mahkota Arab Saudi yaitu Mohammed bin Salman untuk menarik investasi asing, menyapih ekonomi dari hidrokarbon, memperkuat sektor swasta dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan bagi masyarakat Arab Saudi.

Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan Arab Saudi dalam angkatan kerja hingga 30 persen.

Mungkin bagian paling terkenal dari strategi Visi 2030 Arab Saudi yang direncanakan putra mahkota Arab Saudi yaitu Mohammed bin Salman adalah megaproyek mewah termasuk Neom, kota futuristik senilai $500 miliar dan proyek hiburan dan olahraga mega, bernama Qiddiya, di Riyadh.

Proyek-proyek tersebut akan memimpin upaya Arab Saudi untuk mendorong pariwisata karena berusaha untuk menjauh dari minyak sebagai sumber pendapatan utamanya. Pada akhir 2019, pemerintah mengumumkan bahwa visa turis sekarang tersedia untuk wisatawan.

Baca Juga: 10 Orang Tewas Akibat Peristiwa Tebing Runtuh di Danau Furnas Brazil

Aturan berpakaian sederhana ditetapkan untuk pengunjung, mengakhiri persyaratan bahwa wanita harus mengenakan abaya di Arab Saudi.

Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengumumkan rencana induk pariwisata baru untuk Al Ula di barat laut negara itu awal tahun ini.

Ini adalah area signifikansi arkeologis yang akan menjadi pusat utama sektor pariwisata kerajaan Arab Saudi.

Rencana tersebut bertujuan untuk mengubah Al Ula menjadi tujuan global bagi wisatawan yang menawarkan warisan, alam, seni dan budaya di Arab Saudi.

Dua juta pengunjung setiap tahun ke kawasan bersejarah itu diperkirakan akan mengunjungi situs bersejarah itu.

Baca Juga: Si Kembar June dan Jennifer Gibbons: Salah Satu Harus Meninggal Agar yang Lain Bisa Hidup

Tapi tidak semua bangunan besar dan memproyeksikan lingkungan. Visi 2030 dari Mohammed bin Salman juga mencakup reformasi sosial yang luas, terutama tentang posisi perempuan di kerajaan Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi mencabut larangan mengemudi bagi perempuan pada Juni 2018. Sejak itu, sejumlah perubahan mendorong perempuan untuk mengambil peran yang lebih menonjol di masyarakat.

Perempuan di Arab Saudi tidak lagi harus mendapatkan izin dari wali laki-laki untuk bekerja, mendaftar ke universitas atau menjalani operasi.

Perempuan di Arab Saudi sekarang juga memiliki hak untuk mendaftarkan kelahiran anak, perkawinan atau perceraian sendiri dan untuk dikeluarkan dokumen keluarga resmi dan menjadi wali bagi anak di bawah umur.

Sistem pemerintahan di Arab Saudi sebelumnya mengharuskan perempuan di Arab Saudi untuk meminta izin dari wali laki-laki mereka biasanya ayah atau suami mereka, tetapi terkadang saudara laki-laki atau laki-laki, untuk menikah, mengajukan paspor dan meninggalkan negara Arab Saudi.

Baca Juga: Harga Minyak turun di Asia Seiring Peningkatan Kasus COVID-19

Pemerintah Arab Saudi kini juga mengekang kekuatan polisi agama yang berpatroli di ruang publik untuk memberlakukan aturan ketat pada pakaian wanita dan menegakkan larangan alkohol, musik, penutupan waktu sholat dan pencampuran pria dan wanita di Arab Saudi.

Hal ini semakin melonggarkan aturan-aturan yang semula haram di Arab Saudi seperti meminum alkohol, kebebasan pakaian wanita, musik, dan juga pencampuran pria dan wanita menjadi mudah di Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi meluncurkan Citizen's Account, pemberian uang tunai untuk Arab Saudi berpenghasilan rendah dan menengah untuk mengimbangi langkah-langkah penghematan pada tahun 2017.

Belakangan tahun itu, larangan 35 tahun di bioskop dicabut. Arab Saudi berencana untuk membuka lebih dari 300 bioskop pada tahun 2030.

Pada awal 2019, sebuah dekrit kerajaan Arab Saudi diumumkan yang mengizinkan musik dimainkan di restoran saat hiburan publik berkembang di seluruh kerajaan Arab Saudi dan larangan pencampuran menjadi gender laki-laki dan perempuan menjadi mudah di Arab Saudi.**

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The National News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x