Untuk menilai efek dari mutasi ini, para peneliti merekayasa virus non-replikasi yang dinonaktifkan (disebut juga pseudovirus), seperti yang dilakukan pada virus corona sebelumnya.
Para peneliti kemudian melihat seberapa baik antibodi terhadap virus sebelumnya dan terhadap varian Omicron.
Mereka melakukan ini dengan menggunakan antibodi dari pasien yang telah terinfeksi dengan versi virus sebelumnya. Juga pasien yang telah divaksinasi.
Para peneliti menemukan bahwa antibodi dari orang-orang yang telah terinfeksi oleh versi virus sebelumnya dan dari mereka yang telah menerima salah satu dari enam vaksin yang paling banyak digunakan saat ini, semuanya telah mengurangi kemampuan untuk memblokir infeksi atau aktivitas virus.
Baca Juga: Ini 3 Alasan Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Thailand dan Jadi Juara Piala AFF 2020
Antibodi dari orang yang telah terinfeksi lalu sembuh dan kemudian mendapat dua dosis vaksin, juga telah mengurangi aktivitas virusnya.
Begitupun antibodi dari orang yang telah menerima booster dengan dosis ketiga dari vaksin mRNA yang diproduksi oleh Moderna dan Pfizer, menunjukkan penurunan 4 kali lipat dalam aktivitas penetralan virus.
"Ini menunjukkan bahwa dosis ketiga benar-benar membantu melawan Omicron," kata Dr. David Veesler. ***