3 Mayat Ditemukan dalam Insiden Tanah Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar, Tim Penyelamat: Masih Ada Lagi

- 24 Desember 2021, 11:23 WIB
3 mayat ditemukan dalam insiden tanah longsor di tambang batu giok Myanmar, tim penyelamat: masih ada lagi
3 mayat ditemukan dalam insiden tanah longsor di tambang batu giok Myanmar, tim penyelamat: masih ada lagi /Myanmar Fire Services Department REUTERS

ZONABANTEN.com - Tim penyelamat Myanmar menemukan dua mayat lagi di sebuah tambang batu giok Myanmar yang sebelumnya satu mayat ditemukan.

Tanah longsor yang mematikan dan kecelakaan lainnya sering terjadi di Hpakant, pusat industri batu giok rahasia Myanmar.

Industri ini menarik pekerja miskin dari seluruh Myanmar untuk mencari permata yang sebagian besar untuk diekspor ke China.

Baca Juga: Bikin Merinding! 5 Kutu Paling Berbahaya di Dunia, Nomor 4 Bisa Bikin Tubuh Manusia Lumpuh dan Diamputasi

Dalam tanah longsor akhir pekan lalu, media melaporkan sedikitnya enam orang tewas dan pada Juli tahun lalu lebih dari 170 orang tewas dalam salah satu bencana terburuk di Hpakant setelah limbah pertambangan juga runtuh ke danau.

Saat terjadi tanah longsor, banyak pekerja tambang yang tersapu ke danau yang terdapat di bawah pertambangan.

"Kami melanjutkan pencarian. Sejauh ini tidak ada yang selamat," kata Pyae Nyein kapten pemadam kebakaran Kotapraja Hpakant

Sebelumnya, dia mengatakan sekitar 50 orang yang masih belum ditemukan kemungkinan juga meninggal.

Baca Juga: Lagi-lagi, Anak di Bawah Umur Jadi Korban Pencabulan Pria 31 Tahun di Bekasi

Yayasan Pengembangan Jaringan Kachin, sebuah kelompok masyarakat sipil yang terlibat dalam operasi penyelamatan, memperkirakan jumlah yang hilang sekitar 80 orang.

Sementara portal berita Myanmar, Now mengutip sumber yang mengatakan sebanyak 100 orang mungkin terkubur di bawah limbah pertambangan.

"Dalam insiden seperti ini, jenazah biasanya baru muncul empat sampai tujuh hari kemudian," kata Myanmar Now mengutip Min Naing dari kelompok Thingaha, badan sukarelawan lainnya. 

Tekanan ekonomi akibat pandemi Covid 19 telah menarik lebih banyak migran ke tambang batu giok bahkan ketika konflik berkobar sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari lalu.

Baca Juga: Moon Jae In Berikan Ampunan ke Mantan Presiden Park, Apakah Ada Kaitan dengan Pemilihan Presiden?

Pemerintah Aung San Suu Kyi telah berjanji untuk membersihkan industri ketika mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016, tetapi para aktivis mengatakan sedikit yang berubah dan bahwa kudeta kemungkinan telah memperburuk situasi.

Myanmar menghasilkan 90% dari batu giok dunia., sebagian besar berasal dari Hpakant.

Kelompok penggiat hak asasi mengatakan perusahaan pertambangan memiliki hubungan dengan elit militer dan kelompok etnis bersenjata dan menghasilkan miliaran dolar dalam setahun.

“Kudeta militer telah menghancurkan harapan untuk reformasi yang sangat dibutuhkan untuk sektor batu giok Myanmar,” kata Hanna Hindstrom, juru kampanye senior di kelompok advokasi Global Witness, yang telah menyelidiki industri batu giok.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah