Ribuan Warga Hong Kong Pro-Demokrasi Mencari Suaka Keluar Negeri

- 18 Juni 2021, 07:46 WIB
Bendera China dan Hong Kong berkibar di kantor Pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong KongChina 3 Juni 2020
Bendera China dan Hong Kong berkibar di kantor Pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong KongChina 3 Juni 2020 / REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Banyak warga Hong Kong yang telah meninggalkan wilayah itu sejak China memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional (NSL) hampir setahun yang lalu.

Mereka tidak yakin kapan atau apakah mereka akan bisa pulang.

Aktivis pro-demokrasi dan politisi terpilih telah mendapat tekanan yang meningkat sejak demonstrasi melanda kota pada tahun 2019. 

Beberapa telah didakwa dengan pelanggaran keamanan dan mereka menghadapi kemungkinan hukuman seumur hidup.

Sementara yang lain dipenjara karena mengorganisir dan berpartisipasi dalam protes.

Pada hari Kamis, polisi menangkap lima eksekutif senior Apple Daily, sebuah surat kabar pro-demokrasi yang didirikan pada tahun 1995, dengan tuduhan "berkolusi dengan pasukan asing", sebuah pelanggaran di bawah NSL.

Baca Juga: Drama Korea ‘Racket Boys’ Dianggap Menghina Indonesia, Instagram SBS Banjir Komentar Pedas Netizen

Warga Hong Kong mulai melarikan diri ke luar negeri dengan berat hati.

Mereka terpaksa melakukannya untuk menghindari risiko penangkapan sewenang-wenang atau menjauhkan diri dari tempat yang tidak lagi mereka kenal.

Pada 14 Oktober 2020, pengunjuk rasa Hong Kong pertama diberikan suaka di Jerman.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah