“Mengingat beberapa bagian tubuh singa hilang, kami tidak dapat mengesampingkan perdagangan satwa liar ilegal,” lanjut UWA.
Baca Juga: Diharapkan Bisa Penuhi Kebutuhan Nasional, Kementan dan Cimory Dorong Perluasan Industri Susu
“UWA mengutuk keras pembunuhan ilegal satwa liar karena tidak hanya berdampak negatif pada pariwisata kita sebagai sebuah negara, tetapi juga menghasilkan pendapatan yang mendukung konservasi dan kerja masyarakat di kawasan lindung kita.
“Otoritas Margasatwa Uganda meyakinkan publik bahwa mereka akan terus memperkuat perlindungan singa dan satwa liar lainnya di Uganda dan akan melanjutkan masalah ini sampai pada kesimpulan logisnya.
“Taman nasional kami tetap aman dan menarik bagi pengunjung dan kami masih memiliki singa di Queen Elizabeth dan taman lainnya.”
Baca Juga: Baru Jabat 4 Bulan, Erdogan Pecat Bank Sentral Turki, Ternyata Ini Penyebabnya
Perburuan diduga meningkat di Uganda sejak pandemi virus korona dimulai pada Maret 2020.
Seekor singa dilaporkan ditemukan dengan bagian tubuh yang hilang di Taman Nasional Ratu Elizabeth dalam insiden serupa pada Mei lalu.
Menurut National Geographic, Charles Tumwesigye, wakil direktur operasi lapangan UWA, mengatakan badan tersebut mencatat 367 insiden perburuan liar di taman-tamannya antara Februari dan Mei 2020 - dua kali lipat jumlah selama periode yang sama pada 2019.
Baca Juga: Sinopsis Ikut Aku ke Neraka: Kisah Masa Lalu Pengungkap Misteri, Tayang di Movievaganza Trans 7