Joe Biden Merespon Kudeta Militer Myanmar, Ancam Lanjutkan Sanksi & Serukan Solidaritas Internasional

- 2 Februari 2021, 07:46 WIB
Joe Biden
Joe Biden /Instagram @joebidem

Baca Juga: Waduh! Makanan dan Minuman Ini Diyakini Jadi Penyebab Munculnya Kerutan di Wajah

China sendiri memiliki kepentingan minyak dan gas substansial di Myanmar.

"Kami telah mencatat apa yang terjadi di Myanmar dan sedang dalam proses untuk memahami lebih lanjut situasinya," kata juru bicara kementerian luar negeri, Wang Wenbin, dalam jumpa pers harian di Beijing.

“China adalah tetangga Myanmar yang ramah. Kami berharap semua pihak di Myanmar dapat menangani perbedaan mereka dengan tepat di bawah konstitusi dan kerangka hukum serta menjaga stabilitas politik dan sosial."

Dalam pertemuan bulan lalu antara panglima militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, yang telah mengambil alih kekuasaan dan diplomat top China, Wang Yi, sang jenderal mengemukakan klaimnya bahwa pemilihan November telah curang.

Mereka mengklaim adanya penyimpangan menggemakan seperti yang dibuat oleh Donald Trump tentang kekalahan pemilihannya dari Biden di bulan yang sama.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam di Pegadaian, 2 Februari 2021: Cenderung Terus Naik, Emas Selalu Diburu

Champa Patel dari Chatham House berkata, “China tidak akan menerima kabar tentang kudeta. Orang China memiliki hubungan hangat dengan Aung San Suu Kyi yang semakin dalam ketika negara-negara barat mengkritik tanggapan pemerintah sipilnya terhadap krisis Rohingya." Ujarnya

"Militer, di sisi lain, dianggap memiliki kekuatan yang lebih independen yang berusaha menyeimbangkan pengaruh China." Tambah Champa Patel.

Thailand, Kamboja dan Filipina sebagian besar mengikuti China pada hari Senin dengan mengatakan masalah itu internal ke Myanmar.

Halaman:

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x