Pemimpin Sekte Agama di Turki, Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara Akibat Kejahatan Seksual

- 12 Januari 2021, 13:25 WIB
Pemimpin Sekte Agama di Turki, Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara Akibat Kejahatan Seksual
Pemimpin Sekte Agama di Turki, Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara Akibat Kejahatan Seksual /Instagram @harunyahya_a9

ZONABANTEN.com - Pengadilan Turki telah menghukum seorang pemimpin sekte agama yang mengelilingi dirinya dengan wanita berpakaian minim yang ia sebut dengan sebutan “kitten” lebih dari 1.000 tahun penjara karena kejahatan seksual.

Dilansir dari The Guardian, Adnan Oktar alias Harun Yahya mengkhotbahkan kreasionisme dan nilai-nilai konservatif sementara dirinya sendiri membiarkan wanita dalam pakaian terbuka menari di sekitarnya dengan musik yang ceria di studio TV.

Pria berusia 64 tahun berjanggut itu ditahan pada 2018 bersama lebih dari 200 tersangka lainnya sebagai bagian dari tindakan keras terhadap kelompoknya oleh unit kejahatan kepolisian Istanbul.

Baca Juga: Siapa Sebenarnya Harun Yahya? Ini Fakta Ketua Sekte Kontroversial yang Divonis 1.075 Tahun Penjara

Ia dijatuhi hukuman 1.075 tahun atas kejahatan termasuk penyerangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan dan percobaan spionase politik dan militer, menurut laporan penyiar swasta NTV.

Pengadilan juga menghukum dua eksekutif di organisasi Oktar, yakni Tarkan Yavas dan Oktar Babuna, masing-masing selama 211 dan 186 tahun penjara.

Kantor berita resmi Turki, Anadolu, melaporkan bahwa Oktar juga dinyatakan bersalah karena membantu kelompok yang dipimpin oleh pengkhotbah Muslim yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen, yang dihukum oleh pemerintah Turki karena melakukan upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016.

Baca Juga: Ledakan Tambang Emas di China Kubur 22 Pekerja di Bawah Tanah

Dia membantah keterkaitannya dengan Gulen dan menyebut anggapan bahwa dia memimpin sekte seks sebagai "mitos urban".

Sekitar 236 terdakwa menghadapi tuntutan, 78 di antaranya ditahan sambil menunggu persidangan.

Sebagian besar tersangka masih ditetapkan tidak bersalah sejak sidang pertama pada September 2019.

Baca Juga: Waspada! Ini Gejala Utama Anak Terpapar Covid-19

Selama persidangan, yang diikuti oleh media Turki selama berbulan-bulan, pengadilan mendengar rincian kejahatan seksual yang mengerikan.

Oktar memberi tahu hakim ketua pada bulan Desember bahwa dia memiliki hampir 1.000 pacar.

“Ada luapan cinta di hati saya untuk wanita. Cinta adalah kualitas manusia. Itu adalah kualitas seorang Muslim,” katanya dalam sidang lain di bulan Oktober seperti dikutip ZONABANTEN.com dalam artikel The Guardian.

Dia menambahkan pada kesempatan terpisah, "Saya luar biasa kuat."

Baca Juga: Harun Yahya Alias Adnan Oktar Dihukum Lebih dari 1000 Tahun Penjara, Didakwa dengan 15 Kejahatan

Oktar pertama kali menjadi perhatian publik pada tahun 1990-an ketika dia muncul sebagai pemimpin sekte yang terlibat dalam berbagai skandal seksual.

Saluran televisi A9 online miliknya mulai mengudara pada tahun 2011, menarik kecaman dari para pemimpin agama Turki.

Saluran tersebut, yang sering didenda oleh pengawas media Turki RTUK, disita oleh negara dan ditutup setelah tindakan keras polisi terhadap kelompok Oktar.

Baca Juga: Menyeramkan! 6 Kota Ini Disebut Sebagai Kota Hantu, Salah Satunya Pernah Jadi Tempat Pembantaian

Salah satu wanita di persidangannya, yang diidentifikasi inisialnya hanya sebagai CC, mengatakan kepada pengadilan bahwa Oktar telah berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan wanita lainnya.

Beberapa wanita yang diperkosa dipaksa minum pil kontrasepsi, CC mengatakan kepada pengadilan, menambahkan bahwa dia sendiri telah bergabung ketika dia berusia 17 tahun.

Ditanya tentang 69.000 pil kontrasepsi yang ditemukan di rumahnya oleh polisi, Oktar mengatakan bahwa pil itu digunakan untuk mengobati gangguan kulit dan gangguan menstruasi.

Baca Juga: Apes! Gak Bisa Nyimpen Duit, Weton Ini Juga Susah Rejeki

Otoritas Turki menghancurkan vila Oktar, yang juga dia gunakan untuk studio TV miliknya, di sisi Asia Istanbul dan menyita semua propertinya pada tahun 2018.

Oktar menolak teori evolusi Darwin dan telah menulis buku setebal 770 halaman berjudul "The Atlas of Creation" dengan nama pena, Harun Yahya.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah