ZONABANTEN.com - Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak anak muda Korea Selatan yang tinggal di daerah pedesaan bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi.
Selain itu, populasi penduduk di Korea juga semakin menurun. Berdasarkan data Statistik Korea, hal tersebut terbukti dengan hanya 23.179 bayi yang lahir di Korea pada bulan Januari, turun 6 persen dari tahun sebelumnya.
Alhasil, keadaan tersebut berpengaruh besar terhadap penurunan jumlah petani dan nelayan di Korea, terutama karena populasi penduduk yang menua.
Baca Juga: Wajib Dicoba, Berikut 10 Menu Makanan Diet untuk Berpuasa yang Bersumber dari Al-Qur'an
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Statistik Korea yang dilansir dari The Korea Times, pada 2022, jumlah orang Korea yang bekerja di sektor agrofishery turun dari tahun sebelumnya.
Sementara di sektor perikanan, jumlah keluarga turun 1,8 persen tahun ke tahun menjadi 42.500 tahun lalu, dengan populasi turun 3,2 persen menjadi 90.800 selama periode tersebut.
Jumlah rumah tangga dalam bisnis pertanian mencapai 1,02 juta pada tahun 2022, yang juga turun 0,8 persen dari tahun sebelumnya.
Terakhir, yakni jumlah petani yang turun 2,3 persen dari tahun ke tahun menjadi 2,16 juta.
Mayoritas pekerja dari sektor tersebut merupakan penduduk berusia 65 tahun dengan angka mencapai 49,8 persen dari populasi dalam bisnis pertanian, naik 3 poin persentase dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Prediksi Nice vs FC Basel di UEFA Conference League, H2H, Berita Tim, Susunan Pemain dan Skor Akhir
Mereka juga mengambil 44,2 persen dari orang-orang yang terlibat dalam sektor perikanan, naik 3,7 poin persentase selama periode tersebut.
Sementara itu, di rumah tangga petani, hanya 3,8 persen yang mengalami penjualan tahunan mencapai 100 juta won ($75.815 atau sekitar Rp1.125.257.319) atau lebih pada tahun 2022, turun 0,1 poin persentase dari tahun sebelumnya.
Untuk rasio dalam rumah tangga perikanan, di sisi lain, data menunjukkan naik 0,5 poin persentase menjadi 17 persen.
Sampai saat ini, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang mengalami krisis penduduk dengan angka kelahiran rendah dan mayoritas populasi penduduk yang menua.
Bahkan, angka kelahiran bayi yang disebutkan di atas merupakan jumlah terendah yang dihimpun oleh Badan Statistik. Lembaga tersebut telah mengumpulkan data penduduk sejak 1981.***