Krisis Ukraina Sudah Berlangsung Selama 1 Minggu, Apa yang Dapat Terjadi Berikutnya?

4 Maret 2022, 14:23 WIB
Ilustrasi.Krisis Ukraina Sudah Berlangsung Selama 1 Minggu, Apa yang Dapat Terjadi Berikutnya? /Pixabay/army amber

ZONABANTEN.com – Operasi militer Rusia yang diluncurkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap Ukraina sudah berlangsung selama 1 minggu, per tanggal 3 Maret 2022 kemarin.

Tidak sedikit diantara warga dunia yang mungkin bingung terhadap apa yang sudah terjadi, mengapa bisa demikian, menerka bagaimana situasi konflik Rusia kontra Ukraina sampai saat ini, hingga mencoba berasumsi tentang apa yang berikutnya bisa terjadi.

ZONABANTEN.com mengutip perbincangan yang dilakukan oleh Sky News dengan beberapa pakar di berbagai bidang.

Baca Juga: Sate Otak-otak Goreng by Chef Rudy Choirudin, Ide Jualan yang Disukai Banyak Orang

Edward Arnold, pakar bidang keamanan Eropa dari ‘Royal United Service Institute’ (RUSI), mengatakan bahwa diluar dugaan, persiapan pasukan militer Rusia dalam melakukan invasi ke Ukraina ‘tidak benar-benar direncanakan dengan matang‘.

“Militer Rusia tidak secanggih yang dipikirkan dan tidak dibekali persiapan yang mumpuni seperti perkiraan sebelumnya. Sebetulnya, ini bisa menjadi bencana bagi mereka sendiri,“ ujar Arnold kepada Sky.

“Saya rasa, Putin tidak begitu mempercayai orang-orangnya untuk memberitahu militer Rusia terkait apa yang harusnya dilakukan,“ tambah Arnold.

Sebelumnya, Rusia dirumorkan berusaha untuk membatasi jatuhnya korban sipil Ukraina agar dapat memposisikan diri mereka lebih baik dalam pemerintahan Ukraina.

Baca Juga: Profil dan Biodata Tangmo Nida, Artis Thailand yang Viral karena Tewas Mengambang di Sungai Chao Phraya

“Militer Rusia bergerak dalam kelompok kecil tanpa bala bantuan yang cukup di belakang mereka pada saat melakukan penyerangan. 

"Dibarengi dengan berbagai kesalahan, mereka rentan terkena serangan dadakan,“ kata Mathieu Boulegue, ahli keamanan dan pertahanan Eurasia dari Chatham House.

Eks pejabat NATO sekaligus direktur strategi, teknologi, dan kontrol militer di International Institute for Strategic Studies, William Alberque, turut memberikan suaranya terkait pergerakan Rusia, yang ia anggap kurang terorganisir dengan baik.

“Harusnya mereka menyerang melalui udara terlebih dahulu. Begitu situasi mendukung mereka, baru prajurit darat digerakkan,“ ucap Alberque.

Baca Juga: Penyebab Penyakit Asma dan Cara Mengatasinya

“Masalah lain adalah, perangkat komunikasi yang Rusia gunakan juga buruk, hingga dapat  dengan mudah diretas,“ lanjutnya.

“Saya sebenarnya kaget Rusia tidak menghancurkan akses internet dan jaringan telepon seluler Ukraina. Gara-gara ini, Ukraina bisa menyuarakan pesan-pesan mereka,“ kata seorang pakar Rusia, Edward Lucas.

Boulogue pun juga mengatakan bahwa anggapan Rusia mengenai Ukraina yang tak akan memberi perlawanan sebagai kesalahan lain yang mereka lakukan.

“Akibat hal tersebut, mereka terjebak dalam pemikiran untuk menyucikan Ukraina,“ ucap Boulogue kembali.

Baca Juga: Lirik Lagu Turki Durum Cok Acil–Sinan Akcil, Mustafa Ceceli, dan Merve Ozbey

Berikutnya, Boulogue, berasumsi bahwa Rusia akan melakukan kampanye teror untuk mencaplok kota-kota di Ukraina.

Lucas pun juga berkata jika akan ada lebih banyak korban jiwa yang berjatuhan dan pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina.

“Negara-negara tetangga yang menerima para pengungsi dari Ukraina mungkin juga akan terkena imbasnya,“ pungkas Lucas.

Lebih lanjut, Lucas menduga bahwa warga Rusia yang tidak tahan dengan apa yang sudah Putin lakukan sejak 1 pekan lalu di Ukraina bisa melakukan aksi protes hingga berusaha mengkudeta presiden mereka tersebut.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler